Kamis, 08 November 2012

Sapera, Persilangan Saanen dengan PE

Kambing Sapera mampu mencapai lama laktasi hingga 1 tahun dan postur tubuhnya lebih besar
 
Berjalan-jalan di kandang Multi Karya Farm (MKF) Karanganyar, terlihat kambing Sapera betina berbulu putih bersih, tubuh bulat padat, postur semampai, telinga pendek mengarah ke atas, suka mencari perhatian kepada orang yang mendekatinya, dan yang jelas ambingnya besar. “Mereka suka naik dinding kandang, dan agak genit sehingga cukup fotogenik,” kata Isnan Ali, pengelola MKFsambil tersenyum. Kambing Sapera jantan bertanduk pipih berulir ke arah belakang, sedangkan betina sebagian bertanduk lurus sedikit bengkok ke belakang.
Ali menerangkan, kambing Saanen murni berbadan kecil, betis tipis, bulu tipis, leher jenjang, dan beberapa memiliki ‘anting-anting’ gelambir pada leher di bagian bawah rahangnya. “Ada yang bilang posturnya mirip kancil, dan kalau berdiri memanjat dinding kandang bentuk tubuhnya mirip meerkat (hewan kecil dari gurun dan padang rumput Afrika),” tutur mahasiswa Akademi Peternakan Karanganyar (APEKA) ini.
Sapera F1, kata Ali, masih menunjukkan ciri antara kambing PE dengan Saanen. Badannya masih cenderung “gepeng” dan  beberapa persen anakannya masih menyisakan ciri kepala kambing PE. Sedangkan Sapera F2 biasanya lebih dekat ke ciri Saanen karena merupakan anakan dari induk Sapera F1 yang dikawinkan dengan pejantan Saanen murni. “Tapi ukuran tubuh menjadi lebih besar karena ada darah PE-nya,”kata Ali.
Bobot badan pada laktasi pertama (umur 1,5 tahun) Sapera F2 betina antara 25  – 30 kg. Pada umur 2 tahun sama F2 pejantan bisa menembus 40 - 50 kg perekor. Betina afkir yang sudah tidak produktif bisa digemukkan, hingga bobotnya bisa mencapai 40 – 60 kg.
Ciri yang paling khas dari ambing kambing Saanen maupun Sapera yang baik adalah memiliki ambing berbentuk kantong. Puting berada di samping belakang ambing, sehingga saat kambing rebah, putingtidak menyentuh lantai. Beda dengan ambing PE yang berbentuk botol terbalik dengan puting di ujung bawah. “Sehingga saat puncak produksi putingrawan kotor karena terkulai ke lantai dan rawan terinjak,”kata Ali.
Perbedaan ini berpengaruh terhadap produksi susu yang lebih banyak karena volume ambing yang besar. Selain itu, saanen/Sapera lebih jarang terkena infeksi mastitis karena ujung puting tidak menyentuh lantai, meskipun ambingnya besar dan produksinya banyak.
Total populasi kambing di MKF mencapai 212 ekor, dari berbagai umur. Sekitar 80% berjenis Sapera, sisanya saanen keturunan murni dan PE.Saat ini ada 61 ekor induk Sapera produktif di MKF. “Yang baru puncak produksi ada 10 ekor, 15 ekor menjelang beranak, dan 36 ekor menjelang dikeringkan karena sudah memasuki periode akhir kebuntingan (jelang beranak),”ungkapnya.
Menurut pemilik MKF, Habib Abdillah Anis, total produksi susu kambing rata-rata 30 liter perhari dengan kisaran 27  – 30 liter/hari. Harganya mencapai Rp 30.000/liter. “Harga untuk pemesan Jakarta bisa mencapai Rp 35.000 sudah termasuk ongkos kirim Rp 2.000 perliter.  Pemesanan luar kota minimal 25 liter per pengiriman,”kataAnis setengah promosi.
Karakter Sapera
Anis menjelaskan, kambing Saanen maupun Sapera menunjukkan produktivitas yang jauh lebih tinggi dibanding kambing PE. “Kambing Sapera mampu mencapai lama laktasi hingga 1 tahun, asal tak dikawinkan pada periode awal laktasi,”katanya. Sangat jauh dibanding PE yang hanya mampu laktasi antara 5 – 6 bulan saja, setelah itu pasti kering. Itulah mengapa – duga Anis – di luar negeri seperti Amerika dan Australia kambing yang diternakkan untuk diperah hanyalah dari jenis Saanen dan Nubian saja.
Produktivitas rata-rata kambing Sapera di MKF mencapai 2,8 liter perekor perhari. “Kalau rentangannya dari 1,3 liter/ekor/hari hingga 4 liter/ekor/hari,”terang Anis. Kambing Sapera yang berproduksi 1,3 liter perhari itu baru laktasi pertama. Anis menambahkan, kambing yang diperah hanya jenis Sapera saja. Kambing Saanen (murni) tidak diperah kecuali jika terlihat ambingnya terlalu penuh. Hal ini karena induk Saanen murni dibiarkan menyusui anaknya yang akan menjadi F1 Sapera. “Kami memiliki Saanen F1 sebanyak 6 ekor. Sudah ‘bercicit’ hingga F3,” katanya.
Dengan populasi Sapera yang kini telah mencapai 150-an ekor, Anis leluasa untuk melakukan seleksi. “Hanya kambing Sapera yang ciri fisik dan ambingnya mendekati Saanen yang akan dijadikan induk. Supaya produksi susunya banyak dan bisa efisien biaya produksinya,”papar Sarjana teknik Industri dari Universitas Islam Indonesia – Jogjakarta ini.

Mengelola Breeding Sapi Eks-Impor

 Oleh: drh Joko Susilo
 Meski saat ini masih bisa dihitung dengan jari, usaha penggemukan sapi (feedloter) yang kemudian mengembangkan usaha ke breeding (pengembangbiakan) diperkirakan akan terus berkembang. Pasalnya breeding oleh pemerintah telah ditetapkan sebaga isyarat bagi feedloter untuk mendapatkan izin impor sapi bakalan, dengan tujuan menjaga keseimbangan antara pemotongan dan populasi.
Beberapa tahapan dilalui sapi-sapi impor sampai kemudian menjadi indukan (stock breeder). Semua sapi yang baru masuk,pasca melewatimasa karantina akan menjalani perlakuan induksiyang meliputi penimbangan, drafting berat, warna, jenis kelamin, breed, umur, frame, pemberian nomor telinga (ear tag), pemberian vitamin, obat cacing, vaksinasi SE, serta pengambilan sampel darah secara sampling untuk mendeteksi kemungkinan penyakit bawaan dari negara asal. Khusus sapi betina dilakukan pemeriksaan saluran reproduksi untuk menentukan sapi tersebut masuk sebagai stock breeding atau stock feedlot.
Sapi betina masuk kelompok stock breeding bila memenuhi syarat anatomi, fungsi dan  aktivitas reproduksi baik. Saluran reproduksi meliputi organ vulva, vagina dan uterus normal, tanpa sumbatan, infeksi atau keradangan. Organ utama ovarium berukuran normal dilengkapi folikel atau corpus luteum (CL) normal.
Sapi dengan kelainan ovarium sejak lahir seperti agenesis (tidak berkembang), hipoplasia (gepeng) atau atropi tidak layak dimanfaatkan sebagai calon indukan. Gangguan lain karena faktor defisiensi nutrisi (hipofungsi atau cystic ovaria) dan adanya infeksi (CL persisten) juga tidak efisien sebagai calon indukan. Sapi calon indukan memiliki frame, berat, umur produktif, warna dan breed yang sama dan pelvis (pinggul) harus
Tanda menciri yang wajib diketahui darisapi betina asal Australia adalah tipe sobekan pada telinga. Stock breeding idealnya berdaun telinga utuh tanpa ada sobekan. Tanda daun telinga yang  tidak boleh untuk calon indukan adanya bentukan bulat simetris (circle) yang menandai sapi sudah disterilkan (spayed) dari Australia dan hanya ditujukansebagai final stock (untuk digemukkan).  Adanya implant atau bekas implant di bawah kulit pada bagian luar daun telinga juga harus dihindari. Tanda ini menunjukkan penggunaan growth promoter (pemicu pertumbuhan) yang mengganggu hormonal sapi betina.
Pengamatan Birahi
Sapi hasil seleksi sebagai stock breederdikandangkan disatu lokasi, satu garis untuk memudahkan pemberian pakan dan pengamatan birahi. Pen (kandang) persegi panjang dilengkapi tempat pakan yang luas permukaannya, tempat minum, pintu dan jalur lintasan. Setiap sapi membutuhkan setidaknya 3m2 (untukkapasitas 100 – 150 ekor dibutuhkan400 - 450m2).
Kandang dilengkapi penerangan untuk membantu deteksi birahi dimalam hari. Dengan desain seperti ini,1000 ekor sapi memungkinkan diawasi hanya oleh seorang petugas deteksi birahi. Pembersihan kandang harus rutin untuk mencegahinfeksi saluran reproduksi dan nomor telinga selalu bersih sehingga mudah diamati atau dicatat. Lokasi pen diupayakan sedekat mungkin dengan tempat penimbangan sapi (cattle crush) untukmengurangi stres ketika pelaksanaan inseminasi buatan (IB).
Tanda-tanda sapi birahi umumnya adalah vulva merah, hangat, dan membesar, menaiki temannya dan diam bila dinaiki temannya, keluar lendir bening dari vagina/vulva, gelisah, tidak konsentrasi makan, dan tidak dalam kondisi bunting. Pengamatan dilakukan dengan mencatat sapi yang menaiki teman (M) dan diam bila dinaiki (D) temannya. Sapi yang saling menaiki karena berebut pakan tidak dicatat dalam form deteksi. Dalam kandang koloni,biasanya sapi birahi berkelompok di pen bagian belakang untuk saling menaiki dan dinaiki. Indikasi birahi lebih sempurna jika M ataupun D terjadi lebih dua kali atau lebih dalam dua jam.
Breeding Berhasil
Untuk mendapatkan keberhasilan breeding, beberapa hal harus ditargetkan atau dipenuhi. Pertama, tersedia lahan rumput sebagai sumber hijauan yang cukup dengan ongkos produksi murah. Target harga hijauan idealnya di bawah Rp 150/kg, perhitungannya biaya pakan tidak lebih dari Rp 5000/ekor/hari. Dan pemanfaatan kotoran ternak untuk pengembangan lahan rumput.
Syarat berikutnya, angka kebuntingan > 90% pada beranak pertama, dan 85% pada kebuntingan selanjutnya. Angka kelahiran 99 % dan kematian pedet < 3%. Jarak antar kelahiran (calving interval) 12 – 15 bulan. Dan pedet betina umur 12 – 15 bulan sudah mulai kawin dengan berat badan > 300Kg, sementara pedet jantan mempunyai frametinggi, panjang, sehat,dan pertumbuhan maksimal.
http://www.trobos.com/show_article.php?rid=8&aid=3528

Autodidak Menyilang Itik Unggulan


Itik Tasri memiliki postur tubuh sedang, pertumbuhan cepat, dan produksi telur tinggi

Tidak hanya para peneliti di lembaga penelitian saja yang melakukan riset tetapi juga dikalangan peternak rakyat melakukan hal yang sama berdasarkan pengalaman empiris. Seperti yang dilakukan kelompok peternak itik Bahana Putra Mandiri di daerah Singaparna Tasikmalaya Jawa Barat.
Selama 2 tahun peternak di kelompok ini melakukan penyilangan antara itik leuwisari jantan dengan itik cihateup betina. Hasilnya, diperoleh itik jenis baru yang disebut itik Tasri, akronim dari Tasik Leuwisari. Menurut Bendahara Kelompok Peternak Itik Bahana Putra Mandiri, Dana Rusmana, persilangan ini dimaksudkan untuk menghasilkan itik yang berpostur tubuh sedang dengan produksi telur yang tinggi karena salah satu fokus kelompok adalah usaha penetasan telur itik. “Waktu itu belum punya itik Tasri dan indukan sendiri sehingga mengandalkan indukan dari daerah lain, hasil telur yang ditetaskan jelek bahkan kebanyakan gagal,” kata Dana kepada TROBOSLivestock.
Persilangan menggunakan itik cihateup karena memiliki keunggulan dengan postur tubuhnya yang besar, panjang, dan tinggi. Sedangkan untuk itik leuwisari memiliki keunggulan produksi telurnya tinggi namun postur tubuhnya tidak terlalu besar, panjang, dan tinggi.
Sekretaris Kelompok Peternak Itik Bahana Putra Mandiri, Yudi Romdiansyah menambahkan, itik Tasri ini memiliki keunggulan pertumbuhannya cepat. Dalam jangka waktu pemeliharaan secara intensif sekitar 2 bulan dapat menghasilkan berat potong sampai 1,5 kg. “Pencapaian berat potong itu dengan syarat asupan makanan untuk itik mencukupi,” ungkap Yudi.
Jika dibandingkan dengan itik dari daerah lain dalam jangka waktu 2 bulan berat potongnya hanya sampai 1,2 kg. “Upaya mengejar berat potong yang diinginkan pasar dengan mengoptimalkan itik Tasri karena kami juga fokus di usaha pemotongan bebek untuk memenuhi kebutuhan rumah makan di daerah Priangan Timur (Tasikmalaya, Garut, Ciamis, Banjar) dan Jabodetabek (Jakarta, Bogor,Depok,Tangerang, Bekasi),” papar Yudi.
Kini, itik Tasri ini sudah tersebar ke berbagai daerah khususnya di Priangan Timur. Bahkan, sebanyak 750 ekor pullet (itik siap bertelur) itik Tasri belum lama ini dikirim untuk memenuhi permintaan peternak di daerah Bogor. “Sudah banyak peternak yang menggunakan itik Tasri ini dan berhasil,” ujar Dana bangga.
Rasio Persilangan
Dalam menghasilkan itik Tasri ini, Dana menyiapkan indukan berupa pejantan sebanyak 9 ekor dan betina sebanyak 50 ekor. “Untuk melakukan persilangan, setidak-tidaknya rasio perbandingan antara jantan dan betina 1 : 7 dan lebih bagus lagi 1 : 5,” kata pria yang banyak mengikuti pelatihan beternak itik ini.
Dengan rasio itu, telur yang dihasilkan dapat terbuahi semuanya sehingga bisa langsung ditetaskan dan yang penting tidak retak. Sebaliknya, jika rasionya tidak sesuai, telur akan banyak yang kosong karena telurnya tidak dibuahi semuanya.
Melalui rasio persilangan yang tepat akan dihasilkan fertilitas daya tetas telur yang lebih baik mencapai di atas 70 %. Hal itu, sangat membantu dalam kontinuitas pasokan DOD (Day Old Duck/itik umur sehari) yang dibutuhkan anggota kelompok dan peternak lainnya. “Apalagi setiap anggota memiliki mesin tetas sendiri sehingga sangat membantu kelancaran pasokan DOD,” kata Dana.
Pria yang usaha beternak itik sejak kecil ini melanjutkan, umur induk yang siap untuk disilangkan untuk jantan sekitar 1 tahun. Sedangkan untuk induk betina harus mencapai umur 9 bulan agar daya tetas optimal. “Pada umur induk betina 9 bulan ini kualitas hasil DOD – nya akan lebih bagus. Meskipun pada umur 7 bulan, itik betina sudah bisa bertelur tapi telurnya kecil dan kalau ditetaskan otomatis anaknya kecil,” jelasnya.

Ayam Ketawa

 article-image
poultryindonesia.com, Manu gaga. Begitulah masyarakat Sulawesi Selatan menyebutnya yang berarti ayam yang suaranya tergagap-gagap. Kokok ayam ini memang mirip orang tertawa terbahak-bahak. Karena keunikannya itu, ayam ini dihargai cukup tinggi.
Belakangan ini ayam ketawa menjadi pembicaraan khalayak ramai khususnya penggemar ayam hias. Banyak orang yang mulai mencoba memeliharanya, baik sekadar menyalurkan hobi atau untuk tujuan usaha. Dibanding  jenis ayam hias yang lain, ayam ketawa memang tergolong sebagai pendatang baru. Namun, ayam yang satu ini memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh jenis ayam hias lainnya. Kokok ayam ini sangat khas dan terdengar aneh, sangat mirip dengan suara orang yang sedang tertawa terbahak-bahak. Karena kelebihannya ini, pantas bila pecinta ayam hias menggandrunginya.
Sebagai ayam buras, ayam ketawa mempunyai potensi yang cukup besar untuk dikembangkan sebagai ayam hias. Ayam hias ini pantas bersaing dengan ayam hias lainnya yang sudah ada. Alunan suara kokoknya yang sangat khas membuat banyak orang tertarik untuk memeliharanya. Suara kokoknya memang terbilang unik, bahkan bisa dibilang aneh, terdengar tergagap-gagap, sangat mirip dengan suara orang yang sedang tertawa ngakak.
Sekarang ayam ketawa mulai ramai dijadikan sebagai ayam hias dan sering diperlombakan suara kokoknya. Harganya pun merangkak naik. Harga ayam ini tidak kalah mahal dibanding harga ayam hias jenis lain. Bahkan sebagai ayam hias yang terbilang baru, harga ayam ketawa mampu mengalahkan harga ayam hias lainnya yang sudah ada.
Ayam ketawa memang cukup mudah dipelihara. Dipelihara secara tradisional seperti memelihara ayam kampung pun bisa. Namun, hasilnya akan jauh berbeda jika ayam ketawa dipelihara secara intensif. Dengan cara ini, bibit ayam ketawa yang dipelihara akan tumbuh lebih baik.
Ayam ketawa yang dipelihara secara intensif dikandangkan sepanjang waktu sehingga tidak berkeliaran. Cara pemeliharaan seperti ini memungkinkan peternak atau hobiis mengontrol pakan, kesehatan, dan hal teknis lainnya dengan lebih baik. Dengan begitu, ayam ketawa menjadi lebih sehat dan lebih produktif. Selain itu, ayam ketawa jantan bisa dilatih sehingga memiliki suara kokok yang lebih bagus. Di samping kelebihan tersebut, pemeliharaan secara intensif tidak membutuhkan tempat yang luas.
Sama seperti jenis ayam hias yang lain, ayam ketawa dipelihara sekadar sebagai hiburan semata. Namun ketika mulai banyak yang mencari, unggas ini lalu dibisniskan. Hasilnya pun sangat menggiurkan, selama pasar belum jenuh. Bagaimana tidak? Ayam ketawa yang baru pecah telur saja sudah dibandrol dengan harga ratusan ribu rupiah. Bahkan, ayam ketawa yang pernah menjuarai kontes harganya bisa mencapai puluhan juta rupiah. Hal inilah yang membuat banyak orang beralih memelihara ayam ketawa karena tergiur oleh harga jualnya yang tinggi.
Meskipun jenis unggas ini mulai memasyarakat, tetapi informasi tertulis tentang ayam ini masih sangat terbatas. Ialah Didik Effendi dengan bukunya Panduan Usaha Ayam Ketawa, memberikan berbagai macam informasi yang dibutuhkan pembaca dalam beternak ayam ketawa.
Buku ini disusun berdasarkan wawancara langsung dengan beberapa narasumber atau peternak ayam ketawa yang bisa dibilang suskes dalam menekuni usahanya. Melalui buku ini, penulis mencoba menyampaikan cara-cara memelihara ayam ketawa, sekadar sebagai hobi atau untuk tujuan beternak. Semua dipaparkan secara sederhana agar mudah dipahami dan dipraktikkan secara langsung khususnya bagi para pemula yang ingin mencoba memelihara ayam ketawa.