Minggu, 18 September 2011

Studi Literatur: Karakter ukuran tubuh ayam kampung


RedJFFullPlumageAyam kampung merupakan ayam lokal yang harus mendapat perhatian serius dari berbagai pihak. Penelitian terkait dengan ayam kampung terus dilakukan. Hal ini semata-mata untuk mempertahankan kualitas plasma nutfah dan berbagai pengembangannya demi kesejahteraan dan kebutuhan manusia akan ayam kampung. Adalah Notosusanto, peneliti muda sekaligus seorang Blogger dari Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat termasuk seorang yang berkiprah terhadap ‘pembangunan dan perkembangan’ ayam kampung. Berikut adalah hasil penelitiaannya yang juga dimuat di Blog pribadi notosusanto.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data dasar mengenai penampilan kuantitatif berupa ukuran-ukuran tubuh Ayam Kampung di Kecamatan Jambi Timur Kota Jambi. Peubah yang diamati adalah panjang tarsometatarsus atau tulang kaki, panjang tibia atau tulang kering, panjang femur atau tulang paha, jarak antara tulang pubis, panjang sayap, panjang jari ketiga, bobot telur, panjang taji dan bobot badan. Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tentang sifat kuantitatif ayam Kampung sehingga dapat digunakan untuk program pengembangan dan pemurnian plasma nutfah ayam Kampung serta untuk usaha peningkatan mutu genetik Ayam Kampung. Penelitian ini menggunakan metode survey, pengambilan data dengan metode multistage random sampling. Analisis data dilakukan dengan analisis statistik deskriptif.
Hasil penelitian menunjukan bahwa karakteristik kuantitatif ayam Kampung di Kecamatan Jambi Timur yaitu; rata-rata panjang tarsometarsus pada ayam Kampung jantan dan betina adalah 87,21±7,62 mm dan 67,77 ± 7,56 mm. Panjang tibia pada ayam Kampung jantan dan betina adalah 128,79 ±11,12 mm dan 104,27 ± 9,44 mm. Panjang femur pada ayam Kampung jantan dan betina adalah 106,32 ±10,63 mm dan 91,67 ± 7,56 mm. Jarak tulang pubis pada ayam Kampung betina adalah 43,37 ± 4,36 mm. Bobot badan pada ayam Kampung jantan dan betina adalah 1,73 ± 0,35 kg dan 1,25 ± 0,21 kg. Bobot telur pada ayam Kampung betina adalah 35,56 ± 5,27 g. Panjang sayap pada ayam Kampung jantan dan betina adalah 166,56 ±14,69 mm dan 148,26 ± 14,26 mm. Panjang jari ketiga pada ayam Kampung jantan dan betina adalah 51,14 ± 3,76 mm dan 43,34 ± 4,32 mm. Panjang taji pada ayam Kampung jantan adalah 14,56 ± 8,02 mm.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kebutuhan terhadap ayam Kampung semakin meningkat selain untuk memenuhi kebutuhan protein hewani juga disebabkan karena kepercayaan masyarakat terhadap daging ayam kampung yang lebih alami dibandingkan dengan ayam jenis lainnya. Akan tetapi peningkatan kebutuhan terhadap ayam kampung ini tidak diimbangi dengan jumlah populasi ayam kampung pada masing-masing daerah di Indonesia. Kurangnya perhatian terhadap ayam kampung merupakan salah satu faktor penyebab populasi ayam kampung semakin menurun.
Jika dibandingkan dengan ternak lain, ayam kampung memiliki kelebihan yang cukup banyak, ayam kampung pemeliharaannya mudah atau sederhana dan biaya yang dikeluarkan murah. Selain itu ayam kampung mempunyai daya tahan tubuh yang tinggi terhadap penyakit jika dibandingkan dengan ayam ras. Pemasaran ayam kampung cukup mudah, masyarakat Indonesia rata-rata lebih menyukai daging ayam Kampung dibanding daging ayam ras, harga jual ayam Kampung lebih tinggi dari pada ayam ras begitu juga harga telurnya
Keragaman ukuran tubuh hewan disebabkan oleh faktor genetik dan lingkungan. Ukuran tubuh ayam yang penting untuk diamati dan dapat dijadikan penentu karakteristik antara lain adalah bobot badan, panjang tarsometatarsus, panjang tibia, panjang femur, tinggi jengger, dan jarak tulang pubis untuk ayam betina.
Perumusan Masalah
Bagaimanakah ukuran dan keragaman karakter kuantitatif (panjang tarsometatarsus atau tulang kaki, panjang tibia, panjang femur, jarak tulang pubis, panjang sayap, panjang jari ketiga, bobot telur, panjang taji dan bobot badan) ayam Kampung di Kecamatan Jambi Timur.
Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh data dasar mengenai penampilan kuantitatif berupa ukuran-ukuran tubuh ayam kampung. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang ayam kampung sehingga dapat digunakan untuk program pengembangan dan pemurnian plasma nutfah ayam kampung. Disamping itu juga diharapkan berguna untuk usaha peningkatan mutu genetic ayam kampung melalui seleksi dan perkawinan.
TINJAUAN PUSTAKA
Hutt (1949) berpendapat bahwa ayam-ayam piara berasal dari lebih dari satu spesies ayam hutan, tetapi ayam hutan merah merupakan moyang sebagian besar ayam piara yang ada sekarang. Selanjutnya Suharno (1996) menyatakan bahwa nenek moyang ayam adalah ayam hutan (genus Gallus) yang terdiri dari Gallus gallus atau Gallus bankiva, Gallus sonnerati, Gallus lafayetti dan Gallus varius.
Ayam lokal Indonesia merupakan hasil domestikasi ayam hutan merah (Gallus gallus) dan ayam hutan hijau (Gallus varius). Ayam hutan merah di Indonesia ada dua macam yaitu ayam hutan merah Sumatera (Gallus gallus gallus) dan ayam hutan merah Jawa (Gallus gallus javanicus). Hasil domestikasi ini secara umum disebut ayam buras. Ayam-ayam buras yang sekarang ini telah tersebar di berbagai wilayah Indonesia telah menjadi ayam-ayam buras dengan morfologi yang beraneka ragam (Mansjoer, Waluyo dan Priyono, 1993).
Martojo (1992) dan Warwick, Astuti, dan Hardjosubroto (1995) menjelaskan bahwa sifat kuantitatif dipengaruhi oleh sejumlah besar pasang gen, yang masing-masing dapat berperan secara aditif, dominant dan epistatik dan bersama-sama dengan pengaruh lingkungan (non-genetik), dan tidak dapat dibedakan dengan jelas.
Nozawa (1980) melaporkan bahwa keragaman ukuran tubuh hewan disebabkan oleh factor genetik dan lingkungan. Ukuran tubuh ayam yang menentukan karakteristik antara lain : bobot badan, panjang bagian-bagian kaki (tarsometatarsus), jarak tulang pubis (tulang panggul) untuk ayam betina, panjang tulang kering (tibia), panjang tulang paha (femur) dan tinggi jengger.
Rasyaf (1987) mengemukakan bahwa ada tiga sistem pemeliharaan ayam Kampung di Indonesia yaitu system ekstensif, semi intensif, dan intensif. Pemeliharaan secara intensif dilakukan dengan empat prinsif, yaitu kandang sehat, pakan teratur, vaksinasi berkala dan biosekuriti.
Soedirdjoatmodjo (1984) menyatakan bahwa pemeliharaan ayam kampung di Indonesia sebagian besar dilakukan secara tradisional atau ekstensif, dimana ayam dibiarkan lepas berkeliaran di halaman, makan dengan memanfaatkan sisa dapur dan apa yang ada dipekarangan rumah serta diberikan dedak dan sedikit butiran, sehingga produksinya masih rendah.
MATERI DAN METODA PENELITIAN
Materi Penelitian
Penelitian ini menggunakan sampel ayam kampung sebanyak 120 ekor yang terdiri dari 20 ekor jantan dan 100 ekor betina yang sudah dewasa kelamin. Pada ayam jantan yang diamati adalah ayam yang sudah dewasa kelamin dan mempunyai panjang taji, sedangkan pada ayam betina yang diamati adalah ayam yang sudah bertelur. Pengamatan dilakukan pada peternakan rakyat di Kecamatan Jambi Timur Kota Jambi.
Alat-alat yang digunakan untuk pengamatan penampilan kuantitatif ayam kampung yaitu timbangan dengan kapasitas lima kilogram (Da peng, Five Goats), pena, kertas dan alat ukur berupa jangka sorong (Rabone, superpolyamid, mm).
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan Metoda Survey. Pengambilan sampel dilakukan dengan multistage random sampling, pengukuran dilakukan secara langsung, dimana ayam-ayam tersebut dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin jantan dan betina.
Peubah yang diukur dalam penampilan kuantitatif adalah panjang tarsometatarsus, panjang tibia, panjang femur, jarak tulang pubis, bobot badan, panjang sayap, panjang jari ketiga, bobot telur, panjang taji.
Analisis Data
Analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif dengan menghitung mean (rataan), simpangan baku dan ragam dari populasi sampel. Analisa dilakukan dengan mengelompokkan ayam kampung berdasarkan jenis kelamin jantan dan betina.
Tempat dan waktu penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan di Kecamatan Jambi Timur Kota Jambi. Penelitian ini dilaksanakan mulai dari tanggal 2 Mei 2008 sampai 20 Mei 2008.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Panjang Tarsometatarsus
Rata-rata panjang tarsometatarsus pada ayam Kampung jantan dan betina yaitu 87,21 ± 7,62 mm dan 67,77 ± 7,56 mm.
2. Panjang Tibia
Rata-rata panjang tibia pada ayam Kampung jantan dan betina yaitu 128,79 ± 11,12 mm dan 104,27 ± 9,44 mm.
3. Panjang Femur
Rata-rata panjang femur pada ayam Kampung jantan dan betina adalah 106,32 ± 10,63 mm dan 91,67 ± 7,56 mm.
4. Jarak Tulang Pubis
Rata-rata jarak tulang pubis pada ayam Kampung betina yaitu 43,37 ± 4,36 mm.
5. Bobot Badan
Rata-rata bobot badan pada ayam Kampung jantan dan betina yaitu 1,73 ± 0,35 Kg dan 1,25 ± 0,21 Kg.
6. Bobot Telur
Rata-rata bobot telur pada ayam Kampung betina adalah 35,56 ± 5,27 gr.
7. Panjang Sayap
Rata-rata panjang sayap pada ayam Kampung jantan dan betina yaitu 166,56 ± 14,69 mm dan 148,26 ± 14,26 mm..
8. Panjang Jari Ketiga
Rata-rata panjang jari ketiga pada ayam Kampung jantan dan betina yaitu 51,14 ± 3,76 mm dan 43,34 ± 4,32 mm.
9. Panjang Taji
Rata-rata panjang taji pada ayam Kampung jantan yaitu 14,56 ± 8,02 mm.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Karakteristik kuantitatif ayam Kampung jantan dan betina masih bervariasi
2. Keragaman sifat kuantitatif pada ayam Kampung jantan dan betina yang paling tinggi adalah panjang sayap.
Saran
Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa karakteristik kuantitatif ayam Kampung masih beragam terutama pada panjang sayap. Untuk itu penulis menyarankan dalam program pemuliaan ayam Kampung salah satunya dapat dilakukan dengan program seleksi.
DAFTAR PUSTAKA
Hutt, F.B. 1949. Genetics of the Fowl. McGraw-Hill Book Company, Inc. New York, Toronto, London.
Mansjoer, S.S., S.P. Waluyo dan S.N. Priyono. 1993. Perkembangan berbagai jenis ayam asli Indonesia. Fakultas Peternakan IPB, Bogor.
Martojo, H. 1992. Peningkatan mutu genetik ternak. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas Bioteknologi IPB, Bogor.
Nozawa, K. 1980. Phylogenetic Studies on Native Domestic an Animal in East and Shoutheast Asia. Tropical Agriculture Research Center, Japan IV : 23-43.
Rasyaf, M. 1987. Beternak Ayam Kampung. Penerbit penebar swadaya, Jakarta.
Soedirdjoadmodjo. 1984. Beternak Ayam Kampung sebagai Usaha. Percetakan B.P.Karya Bani, Jakarta.
Suharno, B. 1996. Agribisnis Ayam Buras. Penebar Swadaya, Jakarta.
Warwick, E.J., J.M, Astuti dan W. Hardjosubroto. 1995. Pemuliaan Ternak Fakultas Peternakan. UGM, Yogyakarta.
Sumber artikel: Notosusanto (2008)

1 komentar:

  1. PT TWIN Logistics perusahaan Ppjk ingin mengajukan penawaran kerjasama dalam bidang pengurusan barang Import RESMI & BORONGAN.

    Services Kami,
    Customs Clearance Import sistem Resmi maupun Borongan
    Penanganan secara Door to Door ASIA & EROPA Sea & Air Service
    Penyediaan Legalitas Under-Name (Penyewaan Bendera Perusahaan)
    Pengiriman Domestik antar pulau seluruh Indonesia laut dan Udara atau Darat.

    Keterangan tambahan :
    1. Nomor Induk Berusaha ( NIB ) : 1257002601078
    2. IT ( Mainan, Elektronic, Garmen, Sepatu dan Peralatan kaki lainnya )
    3. SPI-PI Besi Baja,
    4. SPI-PI Produk Kehutanan,
    5. SPI-PI Barang Bekas,
    6. SPI-PI Tekstil & Izin TPT
    7. Produk-produk Lartas SNI
    8. LS ( Laporan Surveyor )
    9. LS Alas kaki
    10. LS Garment
    11. LS Textile
    12. LS Electronik

    Terima kasih atas kepercayaan kepada kami, semoga kerjasamanya berjalan dengan baik dan lancar.
    Jika ada pertanyaan lebih lanjut, Bpk/ Ibu dapat menghubungi Customer Support PT TWIN Logistics melalui Nomor Phone : +62 21 8498-6182, 8591-7811 Whatssapp : 0819-0806-0678 E-Mail : andijm.twinlogistics@yahoo.com

    Mr. Andi JM
    Hp Whatssapp : 0819-0806-0678 / 0813-8186-4189
    = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = == = = = =
    PT TUNGGAL WAHANA INDAH NUSANTARA
    Jl. Raya Utan Kayu No.105 B Jakarta Timur 13120 Indonesia
    Phone : +62 21 8498-6182, 8591-7811 Fax : +62 21 8591-7812
    Email : pt.twinlogistics@yahoo.com, andijm@twin.co.id
    Web : www.twinlogistics.co.id , www.twin.co.id

    BalasHapus