Sabtu, 26 November 2011

Lebih Cepat dan Akurat Uji Nutrisi Pakan

Uji vitamin dengan analisa kimia memakan waktu sampai 3 hari, dengan NIRS hanya kurang dari 1 jam. Sayang harga alat penguji bahan baku pakan ini sangat mahal.
Ketepatan dalam memformulasikan pakan sudah menjadi kebutuhan mendasar bagi industri pakan. Komposisi nutrisi pakan yang tepat dan seimbang sangat menentukan tercapai tidaknya target produksi peternakan maupun perikanan. Kondisi ini menuntut dukungan fasilitas dan alat penguji nutrisi pakan yang cepat, mudah, dan akurasi tinggi.
Proses uji analisa proksimat (kadar nutrisi) di laboratorium, dinilai sejumlah nutrisionis pakan memakan waktu terlalu lama. Seperti diungkapkan Purchasing Manager PT Indokom Samudera Persada, Ismit Saleh, hasil analisa proksimat dari sampel bahan baku pakan udang yang ia uji pada umumnya diperoleh dalam kurun waktu 1 minggu.
”Cukup lama untuk memperoleh hasil tersebut. Akibatnya bisa sering kecolongan oleh para pemasok bahan baku pakan. Kualitas bahan baku yang mereka pasok tak jarang di bawah standar,” tuturnya sedikit kesal.
Kondisi serupa juga dialami para peternak ayam petelur (layer) yang melakukan self-mixing (mengolah pakan sendiri). Seperti yang dilakukan oleh Heri Santosa – peternak layer asal Ciamis. Ia mengaku, selama ini sampel bahan baku pakan dititipkan ke pabrik pakan untuk diuji. ”Namun untuk memperoleh hasilnya bisa memakan waktu 2 bulan, padahal perputaran produksi pakan saya cukup cepat,” terang peternak ini kepada TROBOS medio Agustus lalu. 
Menjawab kendala itu, kini telah hadir alat yang disebut NIRS (Near Infrared Reflectance Spectroscopy). Ismit mengaku pernah mendengar tentang alat yang dapat melakukan pengujian bahan baku pakan dengan cepat tersebut. ”Saya pernah mendengar secara lisan dari PT Trouw Nutrition Indonesia tentang NIRS,” kata Ismit.
Ia pun merasa tertarik untuk menggunakan alat ini, tujuannya agar dapat menghindari kecurangan dari para pemasok bahan baku pakan. ”Kalau hasil ujinya cepat keluar ya akan ketahuan curang atau tidaknya mereka,” terangnya menggebu-gebu.
Tak berbeda dengan Ismit, Heri juga mengaku pernah mendengar tentang NIRS. ”Katanya teknologi NIRS itu lebih mudah dan hasil ujinya bisa keluar lebih cepat. Meskipun begitu, katanya harganya masih terlalu mahal,” ungkap Heri polos. Infromasi yang didapat TROBOS dari berbagai sumber, diperkirakan satu unit NIRS harganya mencapai Rp 7 miliar.
Keunggulan NIRS
Keberadaan dan penggunaan alat ini sudah cukup banyak di luar negeri, namun untuk Indonesia masih terbilang anyar. Hasil uji yang cepat dan akuran menjadi keunggulan utama dari alat ini. Menurut Technical Associate PT Trouw Nutrition Indonesia, Wira Wisnu Wardani, NIRS dapat menguji bahan baku pakan secara praktis dan relatif cepat.
Ia mencontohkan, uji vitamin, bila menggunakan analisa kimia maka dapat memakan waktu sekitar 3 hari, sedangkan dengan NIRS hanya kurang dari 1 jam. Setelah hasil uji diperoleh, dilanjutkan dengan proses kalibrasi dengan mencocokkan database (kumpulan data) hasil uji yang dijadikan patokan atau standar. ”Kalibrasi itu dibutuhkan agar hasil ujinya akurat,” kata Wira.
Lebih lanjut ia menjelaskan, cara penggunaan NIRS tergolong mudah, namun untuk proses kalibrasi tidak semua orang atau perusahaan memiliki database hasil analisa kimia yang cukup banyak dan lengkap dari berbagai bahan baku pakan. ”Di Indonesia, NIRS memang belum terlalu bagi para peternak ayam yang self-mixing, sedangkan bagi pabrik pakan besar sudah banyak yang mengenal alat ini,” ungkap Wira.
Ia menambahkan,dengan kandungan bahan baku pakan dan premiks diketahui lebih akurat, maka penyusunan formulasi pakan diharapkan jadi lebih baik. ”Jika dibandingkan hanya dengan menggunakan nilai-nilai gizi dari buku teks atau standar-standar tertentu, sering kali berbeda dengan kondisi bahan baku pakan aktual yang digunakan oleh peternak,” terangnya.
Soal keunggulan NIRS juga diungkapkan oleh Business Development Manager PT Evonik Degussa Peroxide Indonesia (Evonik), Mercyawati Subianto. Ia menjelaskan, NIRS dapat memprediksi secara cepat dan akurat nilai proksimat mencakup kadar air, protein kasar, lemak, serat, abu, dan asam amino dari sampel bahan baku.
Khusus untuk asam amino, Mercyawati mengatakan, dengan tersedianya informasi asam amino yang cepat dan akurat dari uji NIRS, maka kelebihan atau kekurangan suplementasi asam amino dalam formulasi pakan dapat diminimalkan. ”Alhasil biaya dapat ditekan. Namun dengan tetap mengutamakan kebutuhan ternak agar performa yang baik tercapai,” ungkapnya.
Dengan NIRS, tambahnya, memungkinkan pemeriksaan sampel bahan baku dalam jumlah banyak bila dibandingkan dengan analisa kimia (wet chemistry analysis). Selain itu NIRS juga dapat digunakan untuk menganalisa sampel pakan jadi. ”Waktu dan biaya dapat lebih efisien,” kata Mercyawati. Meski diakuinya, harga alat NIRS ini masih relatif mahal.
Gelombang Elektromagnetik
Prinsip kerja NIRS cukup sederhana dan teknologinya sudah cukup  berkembang di luar negeri. Menurut Wira, NIRS merupakan alat yang mengadopsi sistem analisa bahan baku pakan atau pakan jadi menggunakan teknologi panjang gelombang elektromagnetik yang berkisar antara 800 – 2.500 nm.
Prinsip kerja alat ini, lanjut Wira, dimulai dengan menyalanya lampu khusus yang memancarkan gelombang elektromagnetik tertentu. Lalu gelombang tersebut ditangkap oleh sampel uji. Sebagian gelombang tersebut ada yang direfleksikan dan sebagian lagi ada yang diteruskan ke detektor untuk dibaca gelombang yang dihasilkan.
Gelombang yang dihasilkan tersebut kemudian dilakukan kalkulasi persamaan regresi. Lalu hasilnya dibandingkan dengan kurva kalibrasi atau data referensi yang didapat dengan membandingkan regresi dari analisa laboratorium atau analisa kimia. Setelah dibandingkan, hasil akhirnya disebut spektra.
”Semakin kecil jarak kalibrasinya (nilai deviasi atau simpangan secara statistik-nya kecil) antara hasil NIRS dengan hasil analisa kimia, maka hasil yang didapat semakin akurat,” urai Wira terkait prinsip kerja NIRS. Wira menambahkan, kalibrasi merupakan tahapan penting dalam proses uji dengan NIRS. Oleh karena itu, lanjutnya, proses kalibrasi harus rutin dilakukan dengan menggunakan hasil analisa kimia sebanyak mungkin untuk dijadikan database.
Ia menjelaskan, Trouw Nutrition yang merupakan bagian dari Nutreco Group didukung oleh sebanyak 119 jaringan NIRS yang 70%-nya saling terkoneksi di seluruh dunia. Juga diperkuat dengan Master Lab Nutreco atau laboratorium analisa kimia milik Nutreco, sehingga jaringan global tersebut cukup lengkap dari sisi database maupun jaringan kalibrasi.
Tidak mau kalah, Mercyawati turut menjelaskan, untuk hasil uji asam amino dari NIRS, Evonik menggunakan database asam amino dari analisa kimia sebagai referensi analisa untuk mengembangkan persamaan kalibrasi yang akurat. Akurasi dari kalibrasi NIRS asam amino dari Evonik tersebut merupakan pembeda dengan perusahaan sejenis lainnya.

Ternak Ramah Lingkungan dengan Limbah Teh

Penggunaan limbah teh hitam mampu menekan emisi gas metana pada ternak ruminansia (hewan pemamah biak) sampai 70%
Metana telah ditetapkan PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) sebagai salah satu Gas Rumah Kaca (GRK) yang paling berbahaya. Betapa tidak, potensi merusak lapisan ozon atmosfer dari gas CH4 ini 21 kali lebih tinggi daripada CO2 (karbondioksida) yang dilepaskan mesin-mesin dan kendaraan bermotor. Banyak kalangan menganggap, metana ini terutama dihasilkan oleh kegiatan pertanian dan peternakan (51%).
Menurut EPA National Inventory Report tahun 2009, sektor pertanian—termasuk peternakan—menyumbang 26,8% dari total emisi GRK. Sementara organisasi pangan dan pertanian dunia (FAO) pada 2006 menyebutkan, jumlah ternak dunia mencapai 1,7 miliar yang hidup di atas 25% lahan produktif di dunia.
Industri peternakan menyumbang 18% metana dari total emisi GRK sektor pertanian (2009). Lebih rinci, sumbangan sapi perah sebesar 3% dan sapi potong 4% terhadap total emisi GRK dunia. Berita buruknya, Indonesia—menurut protokol Kyoto—dianggap berpotensi menghasilkan total 404.000 ton metana atau setara 8.484.000 ton CO2 per tahun!
Sangat masuk akal jika peternakan dan pertanian kini menjadi salah satu tertuduh utama pemicu pemanasan global. Tuduhan itu coba ditepis Dewi Ratih Ayu Daning. Mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Gajah Mada (Fapet UGM) itu berhasil menemukan cara menekan produksi metana dari hewan ternak. Caranya dengan defaunasi (mengurangi) protozoa yang menjadi tempat menempel bakteri metanolitik, bakteri penghasil metana.
Karena penelitian itulah Daning meraih posisi runner up Alltech Young Scientist Award 2010 yang diadakan di Lexington, Kentucky -  USA. “Menyisihkan 4.995 orang peserta dari 70 negara,” katanya saat ditemui TROBOS di Fapet UGM awal Juli lalu.
Kurangi Protozoa
Metana dalam rumen (lambung) dihasilkan oleh bakteri metanogenik. Tekniknya dengan memanfaatkan hidrogen (H2) yang dihasilkan oleh protozoa pemecah pati (amilolitik). “Itulah sebabnya bakteri metanogenetik bersimbiosis dengan cara menempel pada protozoa,” kata Daning.
Pengendalian produksi metana tidak dilakukan dengan menurunkan jumlah bakteri metanogenik, tetapi justru dengan melakukan defaunasi atau mengeliminasi protozoa mitra simbiosis bakteri itu. Logikanya, jika protozoa penghasil H2 absen dari rumen, maka bakteri metanogenik tak akan mendapat pasokan H2 untuk metabolismenya. Dengan demikian produksi metana dalam rumen akan berkurang, karena 70% metanogenesis (pembentukan metana) dilakukan oleh bakteri ini.
Daning menyebutkan, produksi gas metan di Belanda dari sapi perah rata-rata 362 g/ekor/hari, sedangkan di Jepang dari sapi perah laktasi 446,5 (l/ekor/hari), sapi potong untuk pembibitan 5,8 (l/ekor/hari), dan domba/kambing sebanyak 15,9 (l/ekor/hari). Pembentukan gas metan ini membuang 6% - 8% dari energi total pakan yang dikonsumsi ternak.
Riset Limbah Teh
Sementara itu agen defaunasi  yang sering dipergunakan adalah tanin, saponin, dan minyak ikan lemuru yang dicampurkan pada pakan ruminansia. Dalam hal ini Daning menggunakan tanin. Sumber tanin yang digunakan adalah limbah teh hitam yang berasal dari daun (bohea bulu). Bahan ini dipilih karena ketersediaannya melimpah di Indonesia.
Menurut Daning, “Pada 2008, Indonesia memproduksi 114.900 ton teh hitam. Potensi limbahnya mencapai 5 % – 10% dari itu,” kata asisten laboratorium Biokimia Nutrisi Ternak Fapet UGM ini. Saat ini Indonesia menduduki peringkat ke-6 produsen teh terbesar dunia, 80 %-nya diolah menjadi teh hitam sebelum diekspor.
Limbah bohea bulu teh hitam menurut Daning mengandung 49,9 mg tanin per gram (± 4,9%). Tanin ini membunuh protozoa dengan cara menempel ke membran sel dan mengganggu permeabilitasnya. Dosis penggunaan tanin menurut literatur sebesar 6 mg/g pakan, dan ada yang menyatakan 0,2 mg/ml cairan rumen.
Riset dilakukan dengan metode in vitro (simulasi di laboratorium dengan cara meniru kondisi rumen) digunakan untuk memperoleh data produksi total gas, gas metan, dan kadar protein mikrobial rumen. Penggunaan bohea bulu setara dengan kandungan tanin dengan level 0, 3, 6,dan 12 mg/gram sampel pakan.
Bohea bulu yang ditambahkan pada masing-masing perlakuan adalah T1 (kontrol) = 0 g BB BK/ 30 ml medium fermentasi, T2= 0,1 g BB BK/ 30 ml medium fermentasi, T3: 0,2 g BB BK/ 30 ml medium fermentasi, dan T4: 0,3 g BK BB / 30 ml medium fermentasi. (BB BK = Bohea bulu dalam kondisi bahan kering). Medium fermentasi diambil dari cairan rumen sapi FH berfistula milik Fapet UGM, yang telah diberi larutan buffer dan dialiri gas CO2 untuk menjadikannya anaerob.
Campuran bohea bulu dalam medium fermentasi ini kemudian dicampur dengan 200 gram campuran pakan dengan rasio 70% rumput raja dan 30% bekatul padi,  kemudian dimasukkan ke dalam syringe untuk difermentasi dalam inkubator pada suhu 39oC. Produksi gas selama inkubasi 72 jam diambil sampelnya sebanyak 10 ml dengan spuit dan dimasukkan dalam vaccutainer, untuk analisis kadar gas metan menggunakan Gas Cromatography (GC). Media fermentasi disaring memakai  gooch crucible. Filtrat hasil penyaringan ini digunakan untuk penghitungan jumlah protozoa, pengukuran pH, pengukuran kadar NH3, dan pengukuran sintesis protein mikrobia. 
Efektif Turunkan Metana
Pemberian berbagai level teh hitam sebagai sumber tanin ternyata mampu menurunkan jumlah protozoa dalam syringe in vitro sebesar 27,6 %, 34,9 %, dan 72,9 % dibandingkan dengan kontrol. Penurunan jumlah protozoa ini, menurut Daning, sejalan dengan penurunan produksi gas metana sebesar 27,6 %, 62,36 %,  dan 70,61 % dibandingkan kontrol.
Produksi CH4 pada kontrol sebesar 4,57 ml/200 mg BK pakan, pada pemberian 3 mg/gram sampel pakan sebesar 3,31 ml/200 mg BK pakan, pada level tanin 6 mg/g sampel  sebesar 1,72 ml/200 mg BK pakan, dan pada level  tanin 12 mg/g sampel sebesar 1,35 ml/200 mg BK pakan.

Minggu, 18 September 2011

Mengenal Manfaat Minum Susu Bagi Kecerdasan Manusia Indonesia

susuSejarah manusia mengkonsumsi susu sapi telah dimulai sejak ribuan tahun sebelum masehi, ketika manusia mulai mendomestikasi ternak penghasil susu untuk dikonsumsi hasilnya. Daerah yang memiliki peradaban tinggi seperti Mesopotamia, Mesir, India, dan Yunani diduga sebagai daerah asal manusia pertama kali memelihara sapi perah Hal tersebut ditunjukkan dari berbagai bukti berupa sisa-sisa pahatan gambar sapi dan adanya kepercayaan masyarakat setempat yang menganggap sapi sebagai ternak suci. Pada saat itu pula susu telah diolah menjadi berbagai produk seperti mentega dan keju. Ketersediaan susu di zaman modern ini merupakan hasil perpaduan antara pengetahuan tentang susu yang telah berusia ribuan tahun dengan aplikasi teknologi dan ilmu pengetahuan modern (Shiddieqy, 2004).

Susu merupakan sekresi yang dihasilkan oleh mammae/ambing hewan mammalia termasuk manusia dan merupakan makanan pertama bagi bayi manusia dan hewan sejak dilahirkan. Menurut SNI 01-3141-1998 definisi susu murni adalah caiaran yang berasal dari ambing sapi sehat dan bersih diperoleh dengan cara pemerahan yang benar, yang kandungan alamiahnya tidak dikurangi atau ditambah sesuatu apapun dan mendapat perlakuan apapun. Susu segar adalah susu murni yang tidak mendapat perlakuan apapun kecuali proses pendinginan tanpa mempengaruhi kemurniannya.
Komposisi susu terdiri atas air (water), lemak susu (milk fat), dan bahan kering tanpa lemak (solids nonfat). Kemudian, bahan kering tanpa lemak terbagi lagi menjadi protein, laktosa, mineral, asam (sitrat, format, asetat, laktat, oksalat), enzim (peroksidase, katalase, pospatase, lipase), gas (oksigen, nitrogen), dan vitamin (vit. A, vit. C, vit. D, tiamin, riboflavin). Persentase atau jumlah dari masing-masing komponen tersebut sangat bervariasi karena dipengaruhi berbagai faktor seperti faktor bangsa (breed) dari sapi (Anonim, 2004).
Susu merupakan bahan pangan yang memiliki komponen spesifik seperti lemak susu, kasein (protein susu), laktosa (karbohidrat susu), minaral dan vitamin.
Protein Susu
Protein dalam susu mencapai 3,25%. Struktur primer protein terdiri atas rantai polipeptida dari asam-asam amino yang disatukan ikatan-ikatan peptida (peptide linkages). Beberapa protein spesifik menyusun protein susu. Kasein merupakan komponen protein yang terbesar dalam susu dan sisanya berupa whey protein. Kadar kasein pada protein susu mencapai 80%. Kasein terdiri atas beberapa fraksi seperti alpha-casein, betha-casein, dan kappa-casein. Kasein merupakan salah satu komponen organik yang berlimpah dalam susu bersama dengan lemak dan laktosa. Kasein penting dikonsumsi karena mengandung komposisi asam amino yang dibutuhkan tubuh. Dalam kondisi asam (pH rendah), kasein akan mengendap karena memiliki kelarutan (solubility) rendah pada kondisi asam serta kasein mudah dicerna (digestible) saluran pencernaan (Shiddieqy, 2004).
Pemanasan, pemberian enzim proteolitik (rennin), dan pengasaman dapat memisahkan kasein dengan whey protein. Selain itu, sentrifugasi pada susu dapat pula digunakan untuk memisahkan kasein. Setelah kasein dikeluarkan, maka protein lain yang tersisa dalam susu disebut whey protein. Whey protein merupakan protein butiran (globular). Betha-lactoglobulin, alpha-lactalbumin, Immunoglobulin (Ig), dan Bovine Serum Albumin (BSA) adalah contoh dari whey protein. Alpha-lactalbumin merupakan protein penting dalam sintesis laktosa dan keberadaannya juga merupakan pokok dalam sintesis susu. Dalam whey protein terkandung pula beberapa enzim, hormon, antibodi, faktor pertumbuhan (growth factor), dan pembawa zat gizi (nutrient transporter). Sebagian besar whey protein kurang tercerna dalam usus. Ketika whey protein tidak tercerna secara lengkap dalam usus, maka beberapa protein utuh dapat menstimulasi reaksi kekebalan sistemik. Peristiwa ini dikenal dengan alergi protein susu (milk protein allergy) (Shiddieqy, 2004).
Mineral (Kalsium)
Semua mineral susu dibutuhkan oleh manusia dalam perbandingan yang sempurna. Kadar mineral susu adalah 0.85%, terdiri dari Kalsium, Fosfor, Kalium, Natrium, Khlor, dan Magnesium. Selain itu ditemukan elemen-elemen lain dalam kadar rendah dinamakan sebagai trace elemen (jodium, besi, tembaga). Kalsium merupakan bahan makanan yang dibutuhkan dalam diet makanan manusia. Jumlah asupan kalsium sulit diukur bagi orang-orang yang tidak mengkonsumsi susu. Kalsium dibutuhkan oleh ibu hamil, bayi, balita, anak-anak, orang tua bahkan orang dewasa. Kalsium dan vitamin D sangat penting untuk diet makanan manusia lansia terutama wanita setelah masa menopause. Kasus osteoporosis, banyak diderita wanita tua. Sebagai pencegahan diperlukan diet makanan seperi susu. Dalam penyerapan kalsium diperlukan vitamin D. Susu mampu mensuplai sekitar 725 mg kebutuhan kalsium manusia (Sanjaya, 2007).
Karbohidrat susu
Karbohirat merupakan zat organik yang terdiri atas karbon, hidrogen, dan oksigen. Karbohidrat dapat dikelompokkan berdasarkan jumlah molekul gula-gula sederhana (simple sugars) dalam karbohidrat tersebut. Monosakarida, disakarida, dan polisakarida merupakan beberapa kelompok karbohidrat. Laktosa adalah karbohidrat utama susu dengan proporsi 4,6% dari total susu. Laktosa tergolong dalam disakarida yang disusun dua monosakarida, yaitu glukosa dan galaktosa. Rasa manis laktosa tidak semanis disakarida lainnya, seperi sukrosa. Rasa manis laktosa hanya seperenam kali rasa manis sukrosa.
Laktosa dapat memengaruhi tekanan osmosa susu, titik beku, dan titik didih. Keberadaan laktosa dalam susu merupakan salah satu keunikan dari susu itu sendiri, karena laktosa tidak terdapat di alam kecuali sebagai produk dari kelenjar susu. Laktosa merupakan zat makanan yang menyediakan energi bagi tubuh. Namun, laktosa ini harus dipecah menjadi glukosa dan galaktosa oleh enzim bernama laktase agar dapat diserap usus. Enzim laktase merupakan enzim usus yang digunakan untuk menyerap dan mencerna laktosa dalam susu. Jika tubuh kekurangan enzim laktase maka akan terjadi gangguan pencernaan pada saat mengkonsumsi susu. Laktosa yang tidak tercerna akan terakumulasi dalam usus besar dan akan mempengaruhi keseimbangan osmotis di dalamnya, sehingga air dapat memasuki usus. Peristiwa tersebut lazim dinamakan intoleransi laktosa.
Lemak susu
Persentase lemak susu bervariasi antara 2,4% – 5,5%. Lemak susu terdiri atas trigliserida yang tersusun dari satu molekul gliserol dengan tiga molekul asam lemak (fatty acid) melalui ikatan-ikatan ester (ester bonds). Asam lemak susu berasal dari aktivitas mikrobiologi dalam rumen (lambung ruminansia) atau dari sintesis dalam sel sekretori. Asam lemak disusun rantai hidrokarbon dan golongan karboksil (carboxyl group). Salah satu contoh dari asam lemak susu adalah asam butirat (butyric acid) berbentuk asam lemak rantai pendek (short chain fatty acid) yang akan menyebabkan aroma tengik (rancid flavour) pada susu ketika asam butirat ini dipisahkan dari gliserol dengan enzim lipase.
Lemak susu dikeluarkan dari sel epitel ambing dalam bentuk butiran lemak (fat globule) yang diameternya bervariasi antara 0,1 – 15 mikron. Butiran lemak tersusun atas butiran trigliserida yang dikelilingi membran tipis yang dikenal dengan Fat Globule Membran (FGM) atau membran butiran lemak susu. Komponen utama dalam FGM adalah protein dan fosfolipid (phospholipid). FGM salah satunya berfungsi sebagai stabilisator butiran-butiran lemak susu dalam emulsi dengan kondisi encer (aqueous) dari susu, karena susu sapi mengandung air sekira 87%.
Lemak susu mengandung beberapa komponen bioaktif yang sanggup mencegah kanker (anticancer potential), termasuk asam linoleat konjugasi (conjugated linoleic acid), sphingomyelin, asam butirat, lipid eter (ether lipids), b-karoten, vitamin A, dan vitamin D. Lemak susu mampu menghasilkan asam lemak essensial berupa Arachidonic Acid (AA), yaitu : asam lemak tak jenuh rantai panjang (polyunsaturated fatty acids) yang diperlukan untuk pembentukan sel-sel otak yang optimal. Jumlah AA dalam susu sangat mencukupi untuk menjamin pertumbuhan dan kecerdasan anak (Handayani, 2007). Meskipun susu mengandung asam lemak jenuh (saturated fatty acids) dan trans fatty acids yang dihubungkan dengan atherosklerosis dan penyakit jantung, namun susu juga mengandung asam oleat (oleic acid) yang memiliki korelasi negatif dengan penyakit tersebut. Lemak susu mengandung asam lemak esensial, asam linoleat (linoleic acid) dan linolenat (linolenic acid) yang memiliki bermacam-macam fungsi dalam metabolisme dan mengontrol berbagai proses fisiologis dan biokimia pada manusia.
Vitamin susu
Vitamin ditemukan dalam lemak (A, D, E, dan K) dan sebagian dalam air dari susu (Vit. B: aneurin, lactoflavin, asam Nikotinat, asam Pantotenat dan Vit. C). Bersama dengan mineral, ia mampu memperlancar metabolisme dari tubuh (Sanjaya, 2007).
Manusia Indonesia dan Kecerdasan
Kualitas sumber daya manusia Indonesia jauh tertinggal dari sumber daya manusia negara di dunia bahkan dari negara tetangga. Tahun 1998 peringkat sumber daya manusia Indonesia berada di angka 99 dunia. Pada tahun 1999 menurun menjadi 105 dunia dan pada tahun 2004, peringkat sumber daya manusia Indonesia kembali menurun ke angka 111 dunia. Penurunan ini disebabkan oleh kebiasaan minum susu yang rendah, terutama asupan dari susu segar. Bila dibandingkan dengan Amerika Serikat, negara Indonesia jauh tertinggal dalam program khusus menyangkut susu untuk masyarakatnya. Amerika Serikat mampu menyediakan makanan tambahan untuk anak-anak, ibu hamil, dan ibu menyusui dengan program WIC (Women, Infants, and Children). Konsumsi kalsium di Amerika mencapai 743 mg per hari. Dengan rata-rata orang dewasa 539 mg sedangkan anak usia 12-18 tahun 1.179 mg, rekomendasi yang diberikan 800-1200 mg. Di Indonesia, asupan kalsium hanya mencapai 23 mg (Khomsan, 2005).
Untuk tercapainya tujuan pembangunan nasional, dibutuhkan tersedianya sumber daya manusia yang cerdas, tangguh, mandiri serta berkualitas. Data UNDP tahun 1997 mencatat bahwa Indeks Pembangunan Manusia di Indonesia masih menempati urutan ke 106 dari 176 negara. Tingkat pendidikan dan pendapatan penduduk Indonesia memang belum memuaskan. Menyadari bahwa dalam rangka menghadapi makin ketatnya persaingan bebas pada era globalisasi, upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia berupa peningkatan kecerdasan harus dilakukan melalui peningkatan konsumsi susu (Anonim, 2007).
Susu berperan dalam peningkatan kecerdasan karena susu mengandung Arachidonic Acid (AA), yaitu : asam lemak tak jenuh rantai panjang (polyunsaturated fatty acids) yang diperlukan untuk pembentukan sel-sel otak yang optimal. Selain itu susu mengandung sphingomyelin yang berfungsi sebagai komponen membran khusus sistem syaraf (Manalu, 1999).
Penduduk yang cerdas bukan saja akan menunjang keberhasilan program pendidikan, tetapi juga mendorong peningkatan produktivitas dan pendapatan penduduk. Untuk mempercepat keberhasilan pembangunan diperlukan kebijakan yang lebih dinamis dan proaktif dengan melibatkan semua sektor terkait, pemerintah, swasta dan masayarakat (Anonim, 2003).
Sumber Literatur:
Disarikan dari Tulisan Drh. Agus Mulyadi (2009)
Anonim, 2003. Sumber Daya Manusia Indonesia Dalam Pembangunan. Http://www. Departemen-Kesehatan.com. Tanggal kunjungan : 31 Januari 2008.
Anonim, 2004. Otak Kosong Melanda Indonesia. Http://www. Kompas.com. Tanggal kunjungan : 31 Januari 2008.
Anonim, 2007. Susu Bukan Pelengkap. Http://www.human-resources-health.com. Tanggal kunjungan : 31 Januari 2008.
Handayani, F., 2007. Haruskah Kita Memilih Susu dengan Kandungan Ekstra. Http://www.mail-archive.com/milis-nakita@news.gramedia-majalah.com. Tanggal kunjungan : 31 Januari 2008.
Khomsan, A., 2005. Manfaat Susu Sapi. Http:// www. Pikiran-rakyat.com. Tanggal kunjungan : 31 januari 2008.
Manalu, W., 1999. Pengantar Ilmu Nutrisi Hewan. Bagian Fisiologi Dan Farmakologi. FKH. IPB.
Sanjaya, A.W. et al., 2007. Higiene Pangan. Bagian Kesehatan Masyarakat Vteriner Departemen IPHK dan KESMAVET. FKH. IPB. Bogor.
Shiddieqy, 2004. Gizi Masyarakat dan Kualitas Manusia Indonesia. Http:// www. Pikiran-rakyat.com. Tanggal kunjungan : 31 Januari 2008.

Studi Literatur: Karakter ukuran tubuh ayam kampung


RedJFFullPlumageAyam kampung merupakan ayam lokal yang harus mendapat perhatian serius dari berbagai pihak. Penelitian terkait dengan ayam kampung terus dilakukan. Hal ini semata-mata untuk mempertahankan kualitas plasma nutfah dan berbagai pengembangannya demi kesejahteraan dan kebutuhan manusia akan ayam kampung. Adalah Notosusanto, peneliti muda sekaligus seorang Blogger dari Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat termasuk seorang yang berkiprah terhadap ‘pembangunan dan perkembangan’ ayam kampung. Berikut adalah hasil penelitiaannya yang juga dimuat di Blog pribadi notosusanto.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data dasar mengenai penampilan kuantitatif berupa ukuran-ukuran tubuh Ayam Kampung di Kecamatan Jambi Timur Kota Jambi. Peubah yang diamati adalah panjang tarsometatarsus atau tulang kaki, panjang tibia atau tulang kering, panjang femur atau tulang paha, jarak antara tulang pubis, panjang sayap, panjang jari ketiga, bobot telur, panjang taji dan bobot badan. Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tentang sifat kuantitatif ayam Kampung sehingga dapat digunakan untuk program pengembangan dan pemurnian plasma nutfah ayam Kampung serta untuk usaha peningkatan mutu genetik Ayam Kampung. Penelitian ini menggunakan metode survey, pengambilan data dengan metode multistage random sampling. Analisis data dilakukan dengan analisis statistik deskriptif.
Hasil penelitian menunjukan bahwa karakteristik kuantitatif ayam Kampung di Kecamatan Jambi Timur yaitu; rata-rata panjang tarsometarsus pada ayam Kampung jantan dan betina adalah 87,21±7,62 mm dan 67,77 ± 7,56 mm. Panjang tibia pada ayam Kampung jantan dan betina adalah 128,79 ±11,12 mm dan 104,27 ± 9,44 mm. Panjang femur pada ayam Kampung jantan dan betina adalah 106,32 ±10,63 mm dan 91,67 ± 7,56 mm. Jarak tulang pubis pada ayam Kampung betina adalah 43,37 ± 4,36 mm. Bobot badan pada ayam Kampung jantan dan betina adalah 1,73 ± 0,35 kg dan 1,25 ± 0,21 kg. Bobot telur pada ayam Kampung betina adalah 35,56 ± 5,27 g. Panjang sayap pada ayam Kampung jantan dan betina adalah 166,56 ±14,69 mm dan 148,26 ± 14,26 mm. Panjang jari ketiga pada ayam Kampung jantan dan betina adalah 51,14 ± 3,76 mm dan 43,34 ± 4,32 mm. Panjang taji pada ayam Kampung jantan adalah 14,56 ± 8,02 mm.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kebutuhan terhadap ayam Kampung semakin meningkat selain untuk memenuhi kebutuhan protein hewani juga disebabkan karena kepercayaan masyarakat terhadap daging ayam kampung yang lebih alami dibandingkan dengan ayam jenis lainnya. Akan tetapi peningkatan kebutuhan terhadap ayam kampung ini tidak diimbangi dengan jumlah populasi ayam kampung pada masing-masing daerah di Indonesia. Kurangnya perhatian terhadap ayam kampung merupakan salah satu faktor penyebab populasi ayam kampung semakin menurun.
Jika dibandingkan dengan ternak lain, ayam kampung memiliki kelebihan yang cukup banyak, ayam kampung pemeliharaannya mudah atau sederhana dan biaya yang dikeluarkan murah. Selain itu ayam kampung mempunyai daya tahan tubuh yang tinggi terhadap penyakit jika dibandingkan dengan ayam ras. Pemasaran ayam kampung cukup mudah, masyarakat Indonesia rata-rata lebih menyukai daging ayam Kampung dibanding daging ayam ras, harga jual ayam Kampung lebih tinggi dari pada ayam ras begitu juga harga telurnya
Keragaman ukuran tubuh hewan disebabkan oleh faktor genetik dan lingkungan. Ukuran tubuh ayam yang penting untuk diamati dan dapat dijadikan penentu karakteristik antara lain adalah bobot badan, panjang tarsometatarsus, panjang tibia, panjang femur, tinggi jengger, dan jarak tulang pubis untuk ayam betina.
Perumusan Masalah
Bagaimanakah ukuran dan keragaman karakter kuantitatif (panjang tarsometatarsus atau tulang kaki, panjang tibia, panjang femur, jarak tulang pubis, panjang sayap, panjang jari ketiga, bobot telur, panjang taji dan bobot badan) ayam Kampung di Kecamatan Jambi Timur.
Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh data dasar mengenai penampilan kuantitatif berupa ukuran-ukuran tubuh ayam kampung. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang ayam kampung sehingga dapat digunakan untuk program pengembangan dan pemurnian plasma nutfah ayam kampung. Disamping itu juga diharapkan berguna untuk usaha peningkatan mutu genetic ayam kampung melalui seleksi dan perkawinan.
TINJAUAN PUSTAKA
Hutt (1949) berpendapat bahwa ayam-ayam piara berasal dari lebih dari satu spesies ayam hutan, tetapi ayam hutan merah merupakan moyang sebagian besar ayam piara yang ada sekarang. Selanjutnya Suharno (1996) menyatakan bahwa nenek moyang ayam adalah ayam hutan (genus Gallus) yang terdiri dari Gallus gallus atau Gallus bankiva, Gallus sonnerati, Gallus lafayetti dan Gallus varius.
Ayam lokal Indonesia merupakan hasil domestikasi ayam hutan merah (Gallus gallus) dan ayam hutan hijau (Gallus varius). Ayam hutan merah di Indonesia ada dua macam yaitu ayam hutan merah Sumatera (Gallus gallus gallus) dan ayam hutan merah Jawa (Gallus gallus javanicus). Hasil domestikasi ini secara umum disebut ayam buras. Ayam-ayam buras yang sekarang ini telah tersebar di berbagai wilayah Indonesia telah menjadi ayam-ayam buras dengan morfologi yang beraneka ragam (Mansjoer, Waluyo dan Priyono, 1993).
Martojo (1992) dan Warwick, Astuti, dan Hardjosubroto (1995) menjelaskan bahwa sifat kuantitatif dipengaruhi oleh sejumlah besar pasang gen, yang masing-masing dapat berperan secara aditif, dominant dan epistatik dan bersama-sama dengan pengaruh lingkungan (non-genetik), dan tidak dapat dibedakan dengan jelas.
Nozawa (1980) melaporkan bahwa keragaman ukuran tubuh hewan disebabkan oleh factor genetik dan lingkungan. Ukuran tubuh ayam yang menentukan karakteristik antara lain : bobot badan, panjang bagian-bagian kaki (tarsometatarsus), jarak tulang pubis (tulang panggul) untuk ayam betina, panjang tulang kering (tibia), panjang tulang paha (femur) dan tinggi jengger.
Rasyaf (1987) mengemukakan bahwa ada tiga sistem pemeliharaan ayam Kampung di Indonesia yaitu system ekstensif, semi intensif, dan intensif. Pemeliharaan secara intensif dilakukan dengan empat prinsif, yaitu kandang sehat, pakan teratur, vaksinasi berkala dan biosekuriti.
Soedirdjoatmodjo (1984) menyatakan bahwa pemeliharaan ayam kampung di Indonesia sebagian besar dilakukan secara tradisional atau ekstensif, dimana ayam dibiarkan lepas berkeliaran di halaman, makan dengan memanfaatkan sisa dapur dan apa yang ada dipekarangan rumah serta diberikan dedak dan sedikit butiran, sehingga produksinya masih rendah.
MATERI DAN METODA PENELITIAN
Materi Penelitian
Penelitian ini menggunakan sampel ayam kampung sebanyak 120 ekor yang terdiri dari 20 ekor jantan dan 100 ekor betina yang sudah dewasa kelamin. Pada ayam jantan yang diamati adalah ayam yang sudah dewasa kelamin dan mempunyai panjang taji, sedangkan pada ayam betina yang diamati adalah ayam yang sudah bertelur. Pengamatan dilakukan pada peternakan rakyat di Kecamatan Jambi Timur Kota Jambi.
Alat-alat yang digunakan untuk pengamatan penampilan kuantitatif ayam kampung yaitu timbangan dengan kapasitas lima kilogram (Da peng, Five Goats), pena, kertas dan alat ukur berupa jangka sorong (Rabone, superpolyamid, mm).
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan Metoda Survey. Pengambilan sampel dilakukan dengan multistage random sampling, pengukuran dilakukan secara langsung, dimana ayam-ayam tersebut dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin jantan dan betina.
Peubah yang diukur dalam penampilan kuantitatif adalah panjang tarsometatarsus, panjang tibia, panjang femur, jarak tulang pubis, bobot badan, panjang sayap, panjang jari ketiga, bobot telur, panjang taji.
Analisis Data
Analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif dengan menghitung mean (rataan), simpangan baku dan ragam dari populasi sampel. Analisa dilakukan dengan mengelompokkan ayam kampung berdasarkan jenis kelamin jantan dan betina.
Tempat dan waktu penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan di Kecamatan Jambi Timur Kota Jambi. Penelitian ini dilaksanakan mulai dari tanggal 2 Mei 2008 sampai 20 Mei 2008.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Panjang Tarsometatarsus
Rata-rata panjang tarsometatarsus pada ayam Kampung jantan dan betina yaitu 87,21 ± 7,62 mm dan 67,77 ± 7,56 mm.
2. Panjang Tibia
Rata-rata panjang tibia pada ayam Kampung jantan dan betina yaitu 128,79 ± 11,12 mm dan 104,27 ± 9,44 mm.
3. Panjang Femur
Rata-rata panjang femur pada ayam Kampung jantan dan betina adalah 106,32 ± 10,63 mm dan 91,67 ± 7,56 mm.
4. Jarak Tulang Pubis
Rata-rata jarak tulang pubis pada ayam Kampung betina yaitu 43,37 ± 4,36 mm.
5. Bobot Badan
Rata-rata bobot badan pada ayam Kampung jantan dan betina yaitu 1,73 ± 0,35 Kg dan 1,25 ± 0,21 Kg.
6. Bobot Telur
Rata-rata bobot telur pada ayam Kampung betina adalah 35,56 ± 5,27 gr.
7. Panjang Sayap
Rata-rata panjang sayap pada ayam Kampung jantan dan betina yaitu 166,56 ± 14,69 mm dan 148,26 ± 14,26 mm..
8. Panjang Jari Ketiga
Rata-rata panjang jari ketiga pada ayam Kampung jantan dan betina yaitu 51,14 ± 3,76 mm dan 43,34 ± 4,32 mm.
9. Panjang Taji
Rata-rata panjang taji pada ayam Kampung jantan yaitu 14,56 ± 8,02 mm.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Karakteristik kuantitatif ayam Kampung jantan dan betina masih bervariasi
2. Keragaman sifat kuantitatif pada ayam Kampung jantan dan betina yang paling tinggi adalah panjang sayap.
Saran
Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa karakteristik kuantitatif ayam Kampung masih beragam terutama pada panjang sayap. Untuk itu penulis menyarankan dalam program pemuliaan ayam Kampung salah satunya dapat dilakukan dengan program seleksi.
DAFTAR PUSTAKA
Hutt, F.B. 1949. Genetics of the Fowl. McGraw-Hill Book Company, Inc. New York, Toronto, London.
Mansjoer, S.S., S.P. Waluyo dan S.N. Priyono. 1993. Perkembangan berbagai jenis ayam asli Indonesia. Fakultas Peternakan IPB, Bogor.
Martojo, H. 1992. Peningkatan mutu genetik ternak. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas Bioteknologi IPB, Bogor.
Nozawa, K. 1980. Phylogenetic Studies on Native Domestic an Animal in East and Shoutheast Asia. Tropical Agriculture Research Center, Japan IV : 23-43.
Rasyaf, M. 1987. Beternak Ayam Kampung. Penerbit penebar swadaya, Jakarta.
Soedirdjoadmodjo. 1984. Beternak Ayam Kampung sebagai Usaha. Percetakan B.P.Karya Bani, Jakarta.
Suharno, B. 1996. Agribisnis Ayam Buras. Penebar Swadaya, Jakarta.
Warwick, E.J., J.M, Astuti dan W. Hardjosubroto. 1995. Pemuliaan Ternak Fakultas Peternakan. UGM, Yogyakarta.
Sumber artikel: Notosusanto (2008)

Studi Literatur: Aflatoksin Sebagai Penyebab Kanker Hati

Manusia dan hewan membutuhkan makanan untuk kelangsungan hidupnya. Namun, bila tidak aman dan sehat, makanan yang dikonsumsi justru dapat menjadi sumber penyakit. Bahan pangan manusia dan pakan hewan dapat dicemari oleh berbagai kontaminan sehingga menjadi tidak aman untuk dikonsumsi. Kondisi lingkungan, pemilihan bahan baku, proses pengolahan, proses penyimpanan, sampai proses penyajian mempengaruhi kualitas makanan. Salah satu kontaminan yang sering ditemukan adalah mikotoksin yang dihasilkan oleh kapang.

Iklim tropis yang dimiliki Indonesia dengan curah hujan, suhu dan kelembaban yang tinggi sangat mendukung pertumbuhan kapang penghasil mikotoksin. Kontaminasi mikotoksin tidak hanya menurunkan kualitas bahan pangan/pakan dan mempengaruhi nilai ekonomis, tetapi juga membahayakan kesehatan manusia dan hewan. Aflatoksin, salah satu jenis mikotoksin yang paling banyak ditemukan di negara beriklim tropis dapat menimbulkan kanker hati.
Mikotoksin
Mikotoksin adalah toksin yang dihasilkan oleh fungi atau kapang pada kondisi kelembaban dan temperatur tertentu. Mikotoksin dihasilkan oleh kapang aerob, dan terdapat pada makanan manusia maupun pakan hewan akibat infeksi kapang pada tumbuhan sumber makanan tersebut. Tidak semua kapang dapat menghasilkan mikotoksin, beberapa kapang juga hanya dapat menghasilkan mikotoksin pada kondisi kelembaban, stres, dan temperatur yang sesuai. Tidak ditemukannya mikotoksin pada suatu bahan, tidak menjamin tidak ada spora pada bahan tersebut. Mikotoksin sangat tahan terhadap perubahan temperatur dan pemrosesan makanan secara konvensional, seperti pemasakan dan pembekuan (Anonimus 2006a).
Efek negatif mikotoksin terhadap kesehatan bergantung pada konsentrasi, durasi paparan, dan sensitivitas individual. Paparan mikotoksin terjadi melalui makanan yang terkontaminasi, termasuk konsumsi daging hewan yang pakannya terkontaminasi mikotoksin. Efek mikotoksin terhadap kesehatan manusia dan hewan dapat bersifat akut maupun kronis. Selain itu, mikotoksin dapat bersifat karsinogenik, mutagenik, embriotoksik, estrogenik, dan imunosupresif (Anonimus 2006b).
Perbedaan sifat-sifat kimia, biologik dan toksikologik tiap mikotoksin menyebabkan adanya perbedaan efek toksik yang ditimbulkannya. Selain itu, Bahri et al (2002) dalam Maryam (2002) menyebutkan bahwa toksisitas ini juga ditentukan oleh: (1) dosis atau jumlah mikotoksin yang dikonsumsi; (2) rute pemaparan; (3) lamanya pemaparan; (4) spesies; (5) umur; (6) jenis kelamin; (7) status fisiologis, kesehatan dan gizi; dan (8) efek sinergis dari berbagai mikotoksin yang secara bersamaan terdapat pada bahan pangan.
Hingga saat ini telah dikenal 300 jenis mikotoksin (Cole & Cox 1981 dalam Maryam 2002), lima jenis diantaranya sangat berpotensi menyebabkan penyakit baik pada manusia maupun hewan, yaitu aflatoksin, okratoksin A, zearalenon, trikotesena (deoksinivalenol, toksin T2) dan fumonisin. Menurut Bhat dan Miller (1991) sekitar 25-50% komoditas pertanian tercemar kelima jenis mikotoksin tersebut. Penyakit yang disebabkan karena adanya pemaparan mikotoksin disebut mikotoksikosis.
Aflatoksin
Aflatoksin berasal dari singkatan Aspergillus flavus toxin. Toksin ini pertama kali diketahui berasal dari kapang Aspergillus flavus yang berhasil diisolasi pada tahun 1960. sedikitnya ada 13 tipe aflatoksin yang diproduksi di alam. Aflatoksin B1 diduga sebagai yang paling toksik, dan diproduksi oleh Aspergillus flavus dan A. parasiticus. Aflatoksin G1 dan G2 diproduksi oleh A. parasiticus. Aspergillus flavus dan A. parasiticus ini tumbuh pada kisaran suhu yang jauh, yaitu berkisar dari 10-120C sampai 42-430C dengan suhu optimum 320-330C dan pH optimum 6 (Anonimus 2006c).
Di antara keempat jenis aflatoksin tersebut AFB1 memiliki efek toksik yang paling tinggi. Mikotoksin ini bersifat karsinogenik, hepatatoksik dan mutagenik sehingga menjadi perhatian badan kesehatan dunia (WHO) dan dikategorikan sebagai karsinogenik golongan 1A. Selain itu, aflatoksin juga bersifat immunosuppresif yang dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh.
Di Indonesia, aflatoksin merupakan mikotoksin yang sering ditemukan pada produk-produk pertanian dan hasil olahan. Selain itu, residu aflatoksin dan metabolitnya juga ditemukan pada produk peternak seperti susu, telur, dan daging ayam. Sudjadi et al (1999) dalam Maryam (2002) melaporkan bahwa 80 diantara 81 orang pasien (66 orang pria dan 15 orang wanita) menderita kanker hati karena mengkonsumsi oncom, tempe, kacang goreng, bumbu kacang, kecap dan ikan asin. AFB1, AFG1, dan AFM1 terdeteksi pada contoh liver dari 58% pasien tersebut dengan konsentrasi diatas 400 µg/kg.
Toksikologi Aflatoksin
Aflatoksin tidak menyebabkan keracunan secara akut, namun secara kronis menimbulkan kelainan organ hati. Penyimpanan makanan dalam waktu lama dan cara yang tidak benar, menyebabkan kerusakan pada bahan makanan tersebut oleh mikroorganisme dan jamur yang dapat menghasilkan aflatoksin. Tidak ada spesies hewan, termasuk juga manusia, yang kebal terhadap efek toksik akut dari aflatoksin. Namun, manusia lebih mampu bertahan terhadap infeksi akut (Anonimus 2006c).
Kerentanan terhadap aflatoksin sangat besar pada anak-anak, bergantung pada kemampuan tiap individu untuk mendetoksifikasi aflatoksin melalui proses biokimiawi tubuh, dan juga dipengaruhi oleh jenis kelamin (kaitannya dengan konsentrasi hormone testosteron). Toksisitas aflatoksin juga bergantung pada faktor nutrisi.
Aflatoksikosis adalah istilah untuk kondisi keracunan akibat aflatoksin. Terdapat 2 bentuk aflatoksikosis, yaitu bentuk intoksikasi akut dan berat dan bentuk intoksikasi kronik subsimtomatik. Pada bentuk akut, terjadi kerusakan secara langsung pada organ hati, yang dapat diikuti oleh kematian. Banyak hasil penelitian yang membuktikan bahwa dosis dan durasi paparan aflatoksin sangat mempengaruhi akibat yang ditimbulkan, seperti (Williams et al 2004):
1.Paparan aflatoksin dalam dosis besar mengakibatkan infeksi akut dan kematian, akibat terjadinya sirosis hepatis.
Gejala terjadinya aflatoksikosis berat adalah nekrosa hemoragi organ hati, proliferasi duktus empedu, edema, dan lethargy. Manusia dewasa umumnya lebih toleran terhadap aflatoksin, dari kasus aflatoksikosis yang pernah dilaporkan, kematian banyak terjadi pada anak-anak.
2.Dosis subletal secara kronis menimbulkan gangguan nutrisi dan imunologis.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa aflatoksin B1 mampu menginduksi terjadinya aplasia timus, menurunkan jumlah dan fungsi limfosit-T, menekan aktivitas fagositik, dan menurunkan aktivitas komplemen. Selain itu, juga disebutkan bahwa kontaminasi makanan oleh aflatoksin menyebabkan supresi respon imun berperantara sel (cell mediated immune responses).
3.Efek kumulatif dari aflatoksin memiliki resiko terhadap terjadinya kanker.
Interaksi antara aflatoksin dengan virus Hepatitis B dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker hati.
Hepatocellular Carcinoma (HCC)
Hepatocellular carcinoma (HCC) atau kanker hati disebut juga primary liver cancer atau hepatoma. Hepatosit merupakan 80% jaringan hati, karena itu 90-95% kanker hati terjadi dari pertambahan sel-sel hati, disebut hepatocellulat cancer. Pada kondisi kanker hati, beberapa sel mulai tumbuh secara abnormal akibat kerusakan DNA. Kerusakan DNA menjadi penyebab terjadinya perubahan proses kimia, termasuk rasio pertumbuhan sel, yang salah satu akibatnya adalah pertumbuhan sel menjadi tidak terkontrol dan membentuk tumor (Fong 2006, Anonimus 2005).
Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya kerusakan DNA pada kanker hati yaitu (Anonimus 2005):
1.Virus Hepatitis B dan C
Di seluruh dunia, infeksi kronis dari virus hepatitis B dan C merupakan penyebab utama terjadinya kanker hati. Hepatitis B menyebabkan terjadinya kanker hati melalui material genetik virus yang masuk ke dalam material genetik sel hati normal sehingga mempengaruhi fungsi normal sel hati dan mengakibatkan kanker. Hepatitis B dapat ditularkan oleh wanita hamil kepada janin yang dikandung.
Hepatitis C dapat ditularkan melalui transfusi darah dan jarum suntik yang terkontaminasi. Pada beberapa kasus, hepatitis C dapat ditularkan melalui hubungan seksual. Proses pengrusakan DNA oleh virus hepatitis C tidak diketahui secara pasti. Tidak seperti Hepatitis B, material genetik dari virus hepatitis C tidak masuk ke dalam material genetik sel hati normal. Diduga, virus Hepatitis C mempengaruhi aktivitas gen sehingga sel tidak bereproduksi dalam kecepatan yang normal. Selain itu, Hepatitis C menjadi penyebab terjadinya sirosis hepatik sehingga secara tidak langsung menjadi penyebab kanker hati.
2.Sirosis hepatik
Sirosis hepatik dapat timbul oleh kecanduan alkohol atau kondisi hemokromatosis herediter. Kondisi lain adalah seperti yang telah disebutkan, yaitu virus Hepatitis B dan C.
3.Paparan aflatoksin dalam waktu yang lama
Aflatoksin telah diimplikasikan sebagai penyebab kanker hati, yaitu melalui kemampuannya menimbulkan perubahan (mutasi) pada gen p53.
4.Bahan kimia vinyl chlorida dan thorium dioksida (Thorotrast)
Kedua bahan kimia tersebut dapat menyebabkan hepatik angiosarcoma.
5.Arsenik
6.Primary biliarycirrhosis
Peradangan duktus empedu pada hati meningkatkan resiko terjadinya cholangiocarcinoma, suatu tipe kanker hati primer.
7.Colitis ulceratif
Interaksi Aflatoksin dengan Virus Hepatitis B
Studi menunjukkan bahwa infeksi virus Hepatitis B yang terjadi bersamaan dengan paparan aflatoksin akan meningkatkan resiko terjadinya hepatocellular carcinoma (HCC). Adanya hubungan antara aflatoksin dengan terjadinya karsinoma hepatik primer telah ditemukan. Pada kasus karsinoma hepatik primer, diduga bahwa dalam jangka waktu tertentu penderita telah mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi kapang penghasil aflatoksin.
Keberadaan konjugat aflatoksin M1-DNA untuk waktu yang kama meningkatkan resiko terjadinya mutasi gen, misalnya gen p53, yaitu melalui gangguan fungsi gen penghambat tumor. Pada saat yang sama, infeksi virus Hepatitis B mempengaruhi kemampuan hepatosit untuk memetabolisme aflatoksin. Dengan demikian, efek interaksi ini menghasilkan kerusakan jauh lebih besar. Weiss (2000) menyebutkan, bila aflatoksin masuk ke dalam tubuh, zat tersebut akan dibawa ke hati untuk dimetabolisme oleh beberapa enzym. Tahap-tahap metabolisme tersebut yang kemudian mengaktivasi aflatoksin untuk berikatan dan merusak molekul DNA yang mengontrol pertumbuhan sel-sel hati, sehingga terjadi mutasi dan karsinogenesis.
Infeksi virus hepatitis B memiliki korelasi yang lebih besar untuk terjadinya kanker hati, dibandingkan dengan paparan aflatoksin. Namun, penelitian menunjukkan bahwa konsumsi aflatoksin melalui makanan yang terkontaminasi dapat menimbulkan supresi dari respon imun vitalethein modulator mediated, yang berpengaruh besar terhadap epidemi infeksi virus hepatitis B serta infeksi virus lainnya seperti hantavirus, ebola, tuberculosis, kanker, dan AIDS (Anonimus 2001).
Deteksi Aflatoksin pada Manusia
Terdapat dua teknik yang banyak dilakukan untuk mendeteksi kadar aflatoksin pada manusia (Anonimus 2006c, Henry et al. 2001). Metode pertama adalah dengan mengukur AFM1-guanin di dalam urin. Kehadiran zat tersebut menjadi indikasi terjadinya paparan aflatoksin selama 24 jam terakhir. Namun, kekurangan dari teknik ini adalah hanya memberikan hasil positif pada sekitar 30% dari individu yang positif terpapar aflatoksin. Hal tersebut disebabkan oleh waktu paruh dari AFM1-guanin. Kadar AFM1-guanin yang terukur dapat bervariasi setiap harinya dan dipengaruhi oleh diet, sehingga teknik ini tidak efektif untuk mendeteksi paparan aflatoksin yang kronis.
Metode kedua yaitu mengukur kadar AFB1-albumin dalam serum. Pendekatan ini lebih akurat, memberikan hasil positif sebesar 90% dari individu yang positif terpapar aflatoksin. Metode ini juga efektif untuk mendeteksi paparan aflatoksin yang kronis (untuk 2-3 bulan).
KESIMPULAN
Terdapat 2 bentuk aflatoksikosis, yaitu bentuk intoksikasi akut dan berat dan bentuk intoksikasi kronik subsimtomatik. Dosis dan durasi paparan aflatoksin, umur, jenis kelamin, serta faktor nutrisi sangat mempengaruhi akibat yang ditimbulkan oleh aflatoksin. Infeksi virus Hepatitis B yang terjadi bersamaan dengan paparan aflatoksin akan meningkatkan resiko terjadinya hepatocellular carcinoma (HCC), yaitu melalui gangguan fungsi gen penghambat tumor sehingga terjadi mutasi dan karsinogenesis.
Studi literature:
Disarikan dari tulisan Drh. Kusumandari Indah P
Anonimus. 2001. Aflatoxins and Carcinogenesis Through Alkylation of Vitaletheine Modulators. http://www.highfiber.com/~galenvtp/vtlafltx.htm. [1 Oktober 2006].
________. 2005. Liver Cancer. http://www.cnn.com/HEALTH/library/DS /00399.html. [1 Oktober 2006].
________. 2006a. Mycotoxin. http://en.wikipedia.org/wiki/Mycotoxin. [28 September 2006].
________. 2006b. Mycotoxins Test Kit. http://www.r-biopharmrhone.com /pro/myco.htm. [28 September 2006].
________. 2006c. Aflatoxin. http://en.wikipedia.org/wiki/Aflatoxin. [28 September 2006]
Bhat, R.V. and J.D.Miller. 1991. Mycotoxins and Food Supply. FAO, Food, Nutrition and Agriculture, 1: 27-31.
Cole, R.J., Cox, R.H (Eds.). 1981. Handbook of Toxic Fungal Metabolites. Academic press, New York, pp 1850.
Fong T. 2006. Hepatocellular Carcinoma (Liver Cancer). http://www. medicinenet.com/liver_cancer/page4.htm. [1 Oktober 2006].
Henry SH, Bolger PM, Troxell TC. 2001. The Cost of Mycotoxin Management to The World : Regulatory Standards, Risk, and Appropriate Public Health Strategies. http://www.apsnet.org/online/feature/mycotoxin/. [28 September 2006].
Maryam R. 2002. Mewaspadai Bahaya Kontaminasi Mikotoksin pada Makanan. http://shantybio.transdigit.com/?Biology. [2 Oktober 2006].
Sudjadi S, Machmud M, Damardjati DS, Hidayat A, Widowati S., Widiati A. 1999. Aflatoxin research in Indonesia. Elimination of Aflatoxin Contamiation in Peanut. Australian Centre for International Agricultural Research. Canberra, pp.23-25.
Weiss EF. 2000. Thwarting Cancer before It Strikes. http://www.jhu. edu/~jhumag/0400web/48.html. [1 Oktober 2006].
William et al. 2004. Human Aflatoxicosis in Developing Countries: A Review of Toxicology, Exposure, Potential Health Consequences, and interventions. Am J Clin Nutr 2004: 80 : 1106-1122.

Rabu, 24 Agustus 2011

KTM Siap Rilis Duke 200 & 350cc

Azwar Ferdian - Okezone

detail berita

WINA – KTM melepas dua varian paling terbarunya ke pasaran. Dua varian tersebut adalah KTM Duke 200 cc dan 350cc. Sayangnya, KTM Duke 350cc hanya dijual di India.

Hanya KTM Duke 200 yang disebar di Eropa dan Asia. Duke 200 akan mendampingi KTM Duke 125 yang mengejar target konsumen muda usia atau pengendara baru. KTM Duke 125 malah mengawali debutnya di Eropa.

KTM memang sudah menggandeng kerja sama dengan Bajaj India dalam dalam setiap pengembangan kerja sama. Dengan demikian KTM bisa menembus pasar Asia, termasuk di India sendiri.

CEO KTM Stefan Peirer menyatakan KTM Duke 200 akan dirilis akhir tahun ini. Sementara buat KTM Duke 350 akan menyusul belakangan di awal 2013. KTM Duke 200 cc ini akan diproduksi di pabrik Bajaj Auto di Chakan, india, yang merupakan satu-satanya pabrik tempat ekspor Bajaj ke Eropa. Dengan di rakit di India dan bakal di ekspor ke Eropa, KTM berusaha agar harga Duke 200 cc bisa setara dengan Duke 125 cc.

Peirer menjelaskan pihaknya memiliki harapan tinggi untuk New Duka 200. Target penjualan diperkirakan mencapai 25.000 sampai 30.000 unit pada tahun pertama peluncuran.
(zwr)

Fitur Canggih XC60, Anti Tabrak Orang

Azwar Ferdian - Okezone
detail berita

JAKARTA – Volvo tengah menyiapkan varian terbarunya untuk dipasarkan di Indonesia. Adalah Volvo XC60 2.0T yang akan mengaspal. Apa saja kelebihan mobil dengan banderol sekitar Rp800 juta ini?

Mobil dengan model SUV ini memiliki tingkat keamanan tinggi, baik untuk penumpang ataupun di luar sekitar mobil. XC60 mampu menangkap deteksi pejalan kaki di depan kendaraan.

Bila dianggap cukup membahayakan, pengemudi akan mendapat peringatan untuk segera mengambil tindakan. Rem mobil juga mampu bekerja otomatis apabila pengemudi tidak sempat memberi respon.

Dalam situasi darurat, pengemudi mendapat diberi peringatan melalui suara dan lampu yang menyala di head-up display. Rem mobil bekerja otomatis penuh bila pengemudi tidak sempat bereaksi mengantisipasi kecelakaan. Deteksi pejalan kaki ini didukung Full Auto Brake dapat menghindari tabrakan.

Fitur lainnya adalah City Safety. Mobil mampu bekerja memantau situasi dan dengan otomatis berjalan pelan atau berhenti. Sistem pengereman City safety dilakukan oleh komputer.
(zwr)

Nanopartikel Nikel Tingkatkan Risiko Kanker Paru-paru

Fiddy Anggriawan - Okezone
detail berita
PROVIDENCE - Para Ilmuwan di Brown University mengemukakan hasil penelitian baru bahwa manusia yang terkontaminasi dengan nanopartikel nikel mengalami peningkatan risiko terkena kanker paru-paru.

Nanopartikel memiliki diameter yang sangat kecil, sehingga dengan mudah menembus tubuh manusia melalui hampir semua selaput, bahkan bisa masuk melalui kulit. Banyak langkah-langkah protektif untuk mencegah hal tersebut seperti penggunaan masker.

Selama beberapa tahun terakhir, begitu banyak kemudahan yang didapat dengan menggunakan nanoteknologi, namun beberapa ilmuwan memutuskan untuk menyelidiki semua efek partikel yang dihasilkan oleh nanoteknologi. Masalah apakah nanopartikel aman atau tidak untuk populasi manusia belum sepenuhnya ditetapkan.

Penelitian terbaru yang dilakukan tim dari berbagai cabang ilmu pengetahuan yang berbasis di Brown menganalisis efek dari nanopartikel nikel dan menetapkan bahwa nanopartikel cenderung menyebabkan perkembangan kanker di bagian paru-paru.

Hasil penelitian ini secara rinci telah diterbitkan pada jurnal Toxicological Science. Ilmuwan dari Brown, Agnes Kane yang juga penulis senior dari makalah penelitian ini menyatakan bahwa nanoteknologi memang memiliki potensi yang luar biasa, namun kita harus mengenali potensi berbahaya yang ditimbulkannya. Ini bisa dijadikan pencegahan dini terhadap risiko kanker paru-paru. Demikian seperti dilansir Softpedia, Rabu (24/8/2011).

Kane juga menjelaskan jika nikel memang tidak bertindak secara langsung pada sel paru-paru. Sebaliknya, ion yang dihasilkan pada permukaan nanopartikel cenderung bisa mengaktifkan jalur selular yang disebut HIF-1 alpha, yang telah terbukti mendorong pertumbuhan tumor.

"Dengan mengaktifkan jalur ini, maka nikel dapat mendorong terjadinya sel-sel tumor berbahaya yang dimulai dari bagian kepala," cetusnya.

Peneliti menjelaskan bahwa nanopartikel nikel memang faktor risiko dari adanya kanker paru-paru. Tetapi mereka belum mengetahui secara jelas penyebabnya.
Kanker paru-paru biasanya berkembang sebagai akibat dari berbagai faktor risiko yang datang bersama-sama dalam sebuah kombinasi.

Kane juga merekomendasikan perawatan yang lebih besar terhadap nanopartikel dari sekarang. Sebagai contoh, Kane pun berupaya melindungi timnya dari kandungan kontaminasi berbahaya di dalam laboratorium saat melakukan penelitian.

"Saya tidak ingin orang terkena kontaminasi nanopartikel nikel yang berbahaya ini. Kami menanganinya seolah-olah nanopartikel merupakan penyebab terjadinya kanker yang banyak berterbangan di udara," simpulnya.

Nanoteknologi sendiri biasanya digunakan pada industri baja, pelapisan dekorasi, industri polimer,  peralatan olah raga, tekstil, keramik, industri farmasi dan kedokteran, transportasi, industri air, elektronika dan kecantikan. Sedangkan nanopartikel paling sering digunakan untuk membuat peralatan olahraga sehingga lebih kuat dan berdaya guna tinggi, contohnya raket. (tyo)

Ada 7 Juta Spesies Bumi Belum Ditemukan


Sebuah studi baru menyimpulkan ada 8,8 juta spesies hidup di bumi. Baru 1,9 juta ditemukan

VIVAnews - Bumi ternyata menyimpan berjuta rahasia. Para ilmuwan memperkirakan bahwa masih ada nyaris 7 juta spesies yang belum diketahui tapi sudah bertahun-tahun hidup di Bumi.

Sejumlah peneliti menyimpulkan, ada 8,8 juta spesies di Bumi. Dan hingga kini baru 1,9 juta spesies telah teridentifikasi. Penemuan terbaru bahkan sangat kecil dan aneh: kadal sebesar dadu dan lobster mini berambut yang buta di dasar lautan.

"Kita benar-benar tidak sadar atas kerumitan dan keanekawarnaan dari planet luar biasa ini," kata salah satu peneliti, Boris Worm, guru besar biologi dari Universitas Dalhousie, Kanada.

Meski ada yang meragukan pentingnya mengetahui semua spesies ini, Worm dan sejumlah ilmuwan percaya ini sangat penting. Bisa saja ada keuntungan potensial dari spesies yang belum diketahui ini, kata biolog Harvard, Edward O. Wilson, yang tidak terlibat studi ini. Wilson melansir, sejumlah pengobatan modern datang dari tumbuhan atau hewan yang tak biasa.

"Kita belum tahu keuntungannya untuk kemanusiaan, yang potensial sangat besar," kata pemenang Pulitzer itu. "Jika kita ingin meningkatkan ilmu pengobatan, kita harus tahu apa saja yang ada di alam."

Sebelumnya, biolog memperkirakan spesies di Bumi antara 3 juta sampai 100 juta. Tak ada angka pasti.

Sampai Worm dan Camilo Mora dari Universitas Hawaii menggunakan pemodelan matematika rumit dan sejumlah penemuan tidak hanya berdasarkan spesies tapi juga klafisikasi lebih tinggi seperti famili.

Dalam studi yang dipublikasikan Selasa, 23 Agustus 2011 di jurnal PLoS Biology, mereka menghitung ada nyaris 8,8 juta spesies di Bumi. Dari jumlah itu, 6,5 juta berada di daratan dan 2,2 juta di lautan.  Kerajaan hewan mendominasi dengan 7,8 juta spesies, fungi (jamur) sekitar 611.000 dan tanaman sekitar 300.000 spesies.

"Banyak dari spesies yang menunggu ditemukan ini dapat ditemukan di kebun belakang rumah," kata Mora.

Peneliti yang tidak ikut penelitian ini, seperti Wilson, menyebut taksiran itu terlalu rendah. Wilson mempercayai angkanya antara 7,5 juta sampai 10,1 juta spesies.

Dari 1,9 juta spesies yang telah ditemukan, hanya sekitar 1,2 juta telah didaftar masuk Ensiklopedi Kehidupan, sebuah upaya internasional massif untuk mencatat semua spesies.

Jika benar ada 8,8 juta spesies, "Itu angka yang brutal," kata Direktur Eksekutif Ensiklopedi Kehidupan Erick Mata. "Kita bisa menghabiskan waktu 400 sampai 500 tahun untuk mendokumentasikan spesies yang benar-benar hidup di planet kita," katanya.
• VIVAnews

Ini Alasan Mengapa Kanguru Melompat

Susetyo Dwi Prihadi - Okezone
detail berita
SYDNEY - Salah satu hewan khas asal Australia Kanguru selain dikenal sebagai binatang yang menggemaskan, juga karena kemampuannya melompat saat berpindah tempat. Beberapa peneliti pun mencoba mengungkap mengapa mamalia darat ini melakukan kemampuan tersebut.

Menurut para peneliti, Kanguru membentuk posisi yang penting dalam pohon kehidupan, tetapi sampai sekarang DNA mereka belum pernah diurutkan.

Sebuah konsorsium peneliti internasional pun mencoba mengurutkan gen kanguru, termasuk dari spesies walabi tammar, dan menemukan data tersembunyi dalam gen yang mungkin bertanggung jawab atas karakteristik kanguru itu melompat.

"Proyek identifikasi gen tammar walabi telah memberikan kita banyak kemungkinan untuk memahami bagaimana kanguru berbeda dengan jenis marsupial lainnya," kata Prof Marilyn Renfree dari The University of Melbourne, seperti dilansir Science Daily, Minggu (21/8/2011).

Walabi Tammar memiliki banyak karakteristik biologis menarik. Misalnya, usia kehamilan 12 bulan meliputi periode 11 bulan mati suri di dalam rahim. Saat lahir, Kanguru muda beratnya hanya setengah gram, dan menghabiskan 9 bulan dalam kantong ibu, di mana bayi yang baru lahir berada untuk perlindungan. Para peneliti berharap bahwa urutan gen akan menawarkan petunjuk tentang bagaimana gen walabi tammar mengatur dalam kehidupan kanguru.

Mereka juga mengidentifikasi, gen khusus inilah yang membuat kangguru melompat dan melakukan perilaku lain yang tidak dilakukan mamalia umumnya.

Kesimpulan yang didapatkan sementara dari para ilmuwan tersebut menekankan bahwa gen dari spesies walabi tammar, yang menjadi faktor utama mengapa kanguru, yang juga hewan ikonik Australia itu melompat. (tyo)

Spek Aston Martin V12 Vantage GT3

Aditya Maulana - Okezone
detail berita
LONDON - Produsen mobil mewah asal Inggris Aston Martin mengumumkan spesifikasi mobil V12 Vantage GT3, yang akan diproduksi awal tahun 2012 mendatang.

Seperti dilansir Autoevolution, Rabu (24/8/2011) V12 Vantage GT3 ini akan memiliki teknologi terbaru untuk mobil balap dengan 600 horsespower. Dan didukung oleh mesin 6.0-liter, V12. Unit ini menghasilkan tenaga 600 bhp dengan 700 Nm dan tetap mengalami keseimbangan saat berjalan dengan kecepatan tinggi.

“V12 Vantage GT3 ini akan memiliki chassis modular yang dilengkapi teknik yang tinggi sehingga dapat menciptakan kestabilan dan alumunium yang kaku yang merupakan basis dasar yang diterapkan pada mobil balap pada umumnya,” terang Marque, Divisi Aston Martin di Inggris, dalam kutipan di Autoevolution.

Selain itu, produsen mobil yang berbasis di Newport Pagnell ini mendesain mobil ini tampak sedikit elegan dan aerodinamis yang tergambar dari kaki dan bodinya. Mobil ini juga dilengkapi dengan sistem pengereman ABS terbaru.

Lebih lanjut, Aston Martin V12 Vantage GT3 juga telah memenuhi persyaratan untuk ikut serta dalam balapan kelas dunia, seperti FIA GT3 Championship, ADAC Masters, Nurburgring VLN, Blancpain Endurance Series, British GT, Belcar dan Open GT.

Mobil V12 Vantage GT3 ini juga akan mulai memasuki masa uji coba yang akan dilaksanakan pada Oktober mendatang. Dalam ujicoba tersebut, V12 Vantage GT3 akan menjalani beberapa tes mesin dan daya tahan yang maksimal.
(zwr)

New Camry Tampil Lebih Murah dan Irit


VIVAnews - Toyota meluncurkan jajaran sedan All New Camry 2012 di Amerika Serikat. Produsen mobil terbesar di Jepang itu berharap kehadiran New Camry akan menjadi simbol Toyota "merebut" kembali pasar otomotif AS.

"Kendaraan ini telah menjadi simbol keberhasilan Toyota selama bertahun-tahun. Kami ingin tunjukkan Toyota yang sebenarnya di Dunia," kata Akio Toyoda, Presiden Direktur Toyota Motor Co, dari pabrik Toyota di Kentucky, AS seperti tertulis dilaman Automotivenews, Rabu 24 Agustus 2011.

Bila dibandingkan dengan generasi terdahulu, Camry generasi ketujuh ini tampil dengan desain yang lebih sporty. Bagian depan hadir dengan desain yang benar-benar baru dengan lampu utama yang terintegrasi dengan gril krom. Aura futuristik terlihat di bagian belakang berkat bentuk lampu yang unik dan hadir dengan dominasi warna putih.

Untuk kabinnya, pihak Toyota telah melakukan peningkatan kualitas material interior. Bila pada generasi sebelumnya interior Camry terasa hambar dan dipenuhi oleh material plastik, sekarang bagian dalam sedan empat pintu ini hadir dengan desain yang lebih baik.

Sementara itu untuk mesinnya, Camry AS ini menggendong mesin V6 berkapasitas 3.500 cc yang mampu menghasilkan tenaga 268 hp. Kalau menurut Anda mesin V6 terlalu kencang, Toyota juga menawarkan mesin dengan kapasitas yang lebih rendah, yakni 2.500 cc dengan 4 silinder dan mampu menghasilkan tenaga 178 hp. Kedua tenaga tersebut diaslurkan melalui transmisi otomatis 6 percepatan sekuensial atau transmisi otomatis 6-percepatan biasa.

Fitur-fitur keselamatan yang disematkan di mobil ini antara lain 10 airbag, lalu juga ada Toyota Star Safety System yang terintegrasi dengan Vehicle Stability Control (VSC), rem ABS/EBD dan Brake Assist. Camry terbaru ini juga dilengkapi dengan Smart Stop Technology.

Camry memang berhasil bertahan menjadi mobil paling laris di AS dalam tujuh bulan pertama 2011 tetapi sebenarnya penjualan kendaraan itu turun sebesar 8%. Pangsa pasarnya terus digerus oleh beberapa pesaing seperti Nissan Altima, Ford Fussion, Hyundai Sonata, Honda Accord, dan Chevrolet Malibu dari General Motors.

New Camry mulai tersedia di dealer resmi AS pada Oktober sementara versi hibrida-nya yang lebih hemat bahan bakar akan hadir di Desember.

Model dasar L Camry 2012 dilepas dengan banderol 21.995 dollar AS atau Rp 187,7 juta untuk harga di Amerika Serikat dan model LE dibanderol 22.500 dollar AS atau Rp192 jutaan.

Selanjutnya untuk model Camry SE akan dibanderol 23.000 dollar AS atau Rp186 jutaan. Sementara harga 24.725 dollar AS atau Rp211 jutaan akan mendapatkan model XLE.

Jika ingin mendapakan versi hybrid, 2012 Toyota LE Hybrid dibanderol dengan harga 25.900 dollar atau Rp221 jutaan, sementara model XLE dimulai dengan harga 27.400 dollar AS atau Rp233,9 jutaan.
• VIVAnews

Ini Kehebatan Mobil Presiden SBY


Mobil RI 1 tidak kalah canggih dengan Cadilac One milik Obama.

VIVAnews - Semua pejabat tinggi di berbagai negara pasti mendapat fasilitas mobil untuk perjalanan dinas mereka. Demikian juga presiden di semua negara. Presiden Amerika Obama, setelah selesai dilantik sebagai Presiden Amerika yang ke-44, dia diberi fasilitas sebuah mobil limousine, yang dikenal dengan sebutan Cadillac One.
Mewah, nyaman, memiliki kecepatan tinggi serta tingkat keamanan yang tinggi sudah menjadi syarat utama tunggangan setiap presiden

Lalu bagaimana dengan mobil dinas Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono? Tentunya, kita boleh sedikit berbangga. Sebab, mobil Mercedes-Benz S600L model W221, yang digunakan tidak kalah cangggih dengan Cadilac One milik Obama. 

Mobil yang berplat RI 1 ini merupakan kendaraan lapis baja dengan tingkat resistensi Eropa B6/B7. Mercedes-Benz ini tahan terhadap senjata militer standar dan memberikan perlindungan terhadap fragmen yang muncul dari granat tangan, serta bahan peledak lainnya.

Fitur keamanan tambahan termasuk ban run-flat, tanki bahan bakar 90L dan sistem pemadam kebakaran otomatis. Selain itu, mobil ini juga menggunakan ban Michelin PAX 245-700 R470 AC, sistem pengaturan udara segar darurat, sistem kontrol pneumatik darurat untuk membuka jendela (beroperasi secara tersendiri dari sistem elektronik), serta Panic Alarm System tambahan.

Selain itu, ada pula kamera belakang, kaca depan dan jendela depan yang tahan panas, sistem adjutable doorhold yang digunakan di keempat pintu, di pintu belakang yang dapat ditarik dan menutup secara otomatis, serta tirai belakang listrik.

Soal kecepatan, mobil pabrikan Jerman ini tidak perlu diragukan lagi. Sebab, memiliki kecepatan puncak 210 kilometer/jam dengan GVW 4.200 kilogram.

Sebelumnya Presiden SBY menggunakan mobil Mercedes-Benz S600 keluaran tahun 1994 yang dibuat dari baja anti peluru. Mobil ini dulu juga dipakai oleh presiden Indonesia sebelumnya, Presiden Suharto. Namun sejak tahun 2009 Presiden SBY telah menggunakan mobil Mercedes-Benz keluaran tahun 2008. Sedangkan Mercedes-Benz yang keluaran tahun 1994 dijadikan cadangan. (sj)
• VIVAnews

Senin, 16 Mei 2011

Bermacam-Macam Jenis Sapi

SHORTHORN 1 Sapi Shorthorn
Bangsa sapi ini berasal dari Inggris. Sapi shorthorn merupakan jenis sapi dwi guna karena menghasilkan daging dan produksi susunya tinggi.
Tubuh dari shorthorn berwarna merah bata sampai putih atau dawuk merah (roan). Bangsa sapi ini ada yang bertanduk dan tidak bertanduk (polled shorthorn).
Ciri cirinya adalah
  1. Kepalanya pendek dan lebar
  2. Tanduknya pendek mengarah ke samping dan ujungnya mengarah ke depan
  3. Lehernya pendek dan besar
  4. Bidang dada samping dan dada rata
  5. Bahunya lebar, berdaging tebal dan kuat, rusuknya melengkung lebar
  6. Garis punggungnya lurus dan sampai pangkal ekor, pinggang lebar
  7. Tubuhnya besar, badan samping rata
  8. arnanya merah tua sampai putih
Tingkat kesuburannya tinggi dengan sifat keindukan yang bagus. Tempramennya baik dan memiliki tingkat pertumbuhan yang cepat. Sapi shorthorn sanggup beradaptasi dengan lingkungan yang berbeda-beda.
Sapi jenis ini sering kali disilangkan dengan jenis sapi brahman dan  hereford

hereford 1 Sapi Hereford
Bangsa sapi ini berasal dari Hereford (Inggris) dan dikenal sebagai white face cattle. Terdapat dua bangsa Hereford, yaitu sapi Hereford bertanduk yang merupakan bangsa sapi Hereford asli dan tidak bertanduk (polled Hereford).
Tubuh sapi Hereford berwarna merah dengan bagian muka, dada, perut bagian bawah, kaki bagian bawah, dan rambut ekor berwarna putih. Ukuran tubuhnya sedang, tingkat pertumbuhannya sangat cepat dan produktivitasnya juga tinggi.
Tingkat ketahanan dan kemampuan dalam merumput terbilang baik.
Tempramennya baik, tulang kuat dan perdagingannya tebal.
Sapi ini juga disilangkan dengan jenis sapi Brahman sehingga menghasilkan jenis Brahman Cross
Sapi ini adalah jenis sapi potong atau pedaging

aberdeen angus 1.jpeg Sapi Aberdeen Angus
Sapi aberdeen Angus berkulit hitam pekat sehingga namanya mudah diingat dengan sebutan sapi Angus (Angus=hangus, gosong).
Berasal dari suatu daerah dataran tinggi Abardeen Shire dan Aungushire di Skotlandia. Kemudian popular dengan sebutan Aberdeen Angus.
Sapi ini tidak bertanduk dan berpunuk.  Penampilannya pendek, bulat, lincah aktif bergerak.  Bobot sapi betina dewasa mencapai 550-750 kg, sedangkan yang jantan mencapai 800-1.000 kg.
Bangsa sapi ini banyak digunakan pada crossbreeding dan grading up untuk menghasilkan sapi potong yang baik. Jika sesame bangsa sapi angus dikawinkan dengan seperempat dari keturunannya, warna tubuhnya akan berubah menjadi merah dan tidak bertanduk (red angus).
Sifat sapi Aberdeen Angus adalah Dominan. Sehingga sapi angus banyak dimanfaatkan untuk menghasilkan keturunan yang tidak bertanduk. Bentuk tubuh panjang dan kompak. Sifat keibuannya tinggi dan tidak ada kesulitan saat beranak. Masa pubertas dicapai dalam umur relative dini. Mempunyai kemampuan dalam menurunkan marbling (perlemakan dalam daging) ke anak-anaknya.
Dagingnya padat dan halus sehingga banyak disukai konsumen.
sapi jenis ini yang didatangkan ke Indonesia berasal dari Selandia Baru dan masuk Indonesia tahun 1974
Aberdeen Angus Cattle 3 300x200 Sapi Aberdeen Angus

simental 4 300x200 Sapi Simmental
Sapi Simmental adalah bangsa Bos taurus (Talib dan Siregar, 1999), berasal dari daerah Simme di negara Switzerland tetapi sekarang berkembang lebih cepat di benua Eropa dan Amerika, merupakan tipe sapi perah dan pedaging, warna bulu coklat kemerahan (merah bata), dibagian muka dan lutut kebawah serta ujung ekor ber warna putih, sapi jantan dewasanya mampu mencapai berat badan 1150 kg sedang betina dewasanya 800 kg
Bentuk tubuhnya kekar dan berotot, sapi jenis ini sangat cocok dipelihara di tempat yang iklimnya sedang
Persentase karkas sapi jenis ini tinggi, mengandung sedikit lemak.Dapat difungsikan sebagai sapi perah dan potong.
Secara genetik, sapi Simmental adalah sapi potong yang berasal dari wilayah beriklim dingin, merupakan sapi tipe besar, mempunyai volume rumen yang besar, voluntary intake (kemampuan menambah konsumsi diluar kebutuhan yang sebenarnya) yang tinggi dan metabolic rate yang cepat, sehingga menuntut tata laksana pemeliharaan yang lebih teratur

Sapi Limousin adalah bangsa Bos turus (Talib dan Siregar, 1999), dikembang-kan pertama di Perancis, merupakan tipe sapi pedaging dengan perototan yang lebih baik dari Simmental, warna bulu coklat tua kecuali disekitar ambing berwarna putih serta lutut kebawah dan sekitar mata berwarna lebih muda
limousin 1 300x202 Sapi Limousin
Bentuk tubuh sapi jenis ini adalah besar, panjang, padat dan kompak.
Keunggulan dari jenis sapi ini pertumbuhan baannya yang sangat cepat
Secara genetik, sapi Limousin adalah sapi potong yang berasal dari wilayah beriklim dingin, merupakan sapi tipe besar, mempunyai volume rumen yang besar, voluntary intake (kemampuan menambah konsumsi diluar kebutuhan yang sebenarnya) yang tinggi dan metabolic rate yang cepat, sehingga menuntut tata laksana pemeliharaan yang lebih teratur. Di Indnesia sapi limousin disilangkan dengan berbagai jenis sapi lain, seperti misalnya dengan sapi peranakan ongole, sapi brahman atau sapi hereford

brahman1 Sapi brahman
Sapi Brahman adalah keturunan sapi Zebu atau Boss Indiscuss. Aslinya berasal dari India kemudia masuk ke Amerika pada tahun 1849 berkembang pesat di Amerika, Di AS, sapi Brahman dikembangkan untuk diseleksi dan ditingkatkan mutu genetiknya. Setelah berhasil, jenis sapi ini diekspor ke berbagai negara. Dari AS, sapi Brahman menyebar ke Australia dan kemudian masuk ke Indonesia pada tahun 1974.
Ciri khas sapi Brahman adalah berpunuk besar dan berkulit longgar, gelambir dibawah leher sampai perut lebar dengan banyak lipatan-lipatan. Telinga panjang menggantung dan berujung runcing. Sapi ini adalah tipe sapi potong terbaik untuk dikembangkan.
Persentase karkasnya 45%. Keistimewaan sapi ini tidak terlalu selektif terhadap pakan yang diberikan, jenis pakan (rumput dan pakan tambahan) apapun akan dimakannya, termasuk pakan yang jelek sekalipun. Sapi potong ini juga lebih kebal terhadap gigitan caplak dan nyamuk serta tahan panas.
Sapi ini juga berkembang biak di Australia. Bahkan, para pembibit sapi di Australia melakukan persilangan sapi Brahman dengan bangsa sapi lainnya seperti Simmental, Herefod dan Limousin, hasilnya dikenal dengan nama sapi Brahman Cross, yang sejak tahun 1985 sudah masuk ke Indonesia melalui program bantuan Asian Development Bank (ADB). Sapi ini cocok dikembangkan di Indonesia yang beriklim tropis.
brahman cross merah dan kehitaman Sapi brahman
Sapi Brahman Cross pada awalnya merupakan bangsa sapi Brahman Amerika yang diimpor Australia pada tahun 1933. Mulai dikembangkan di stasiun CSIRO’s Tropical Cattle Research Centre Rockhampton Australia, dengan materi dasar sapi Brahman, Hereford dan Shorthorn dengan proporsi darah berturut-turut 50%, 25% dan 25% (Turner, 1977), sehingga secara fisik bentuk fenotip dan keistimewaan sapi Brahman cross cenderung lebih mirip sapi Brahman Amerika karena proporsi darahnya lebih dominan.
Sapi Brahman Cross mulai diimport Indonesia (Sulawesi) dari Australia pada tahun 1973. Hasil pengamatan di Sulawesi Selatan menunjukkan persentase beranak 40,91%, Calf crops 42,54%, mortalitas pedet 5,93, mortalitas induk 2,92%, bobot sapih (8-9 bulan) 141,5 Kg (jantan) dan 138,3 Kg betina, pertambahan bobot badan sebelum disapih sebesar 0,38 Kg/ hari (Hardjosubroto, 1984)
brahman cross 2 Sapi brahman
Pada tahun 1975, sapi Brahman cross didatangkan ke pulau Sumba dengan tujuan utama untuk memperbaiki mutu genetik sapi Ongole di pulau Sumba. Importasi Brahman cross dari Australia untuk UPT perbibitan (BPTU Sembawa) dilakukan pada tahun 2000 dan 2001 dalam rangka revitalisasi UPT. Penyebaran di Indonesia dilakukan secara besar-besaran mulai tahun 2006 dalam rangka mendukung program percepatan pencapaian swasembada daging sapi 2010.
1 Jarak beranak 531,1 hari
2 Berat Lahir 26,26 Kg
3 Berat Sapih 100,1 Kg
4 Berat Setahun 289,5 Kg

Sapi Madura adalah bangsa sapi potong lokal asli Indonesia yang terbentuk dari persilangan antara banteng dengan Bos indicus atau sapi Zebu (Hardjosubroto dan Astuti, 1994), yang secara genetik memiliki sifat toleran terhadap iklim panas dan lingkungan marginal serta tahan terhadap serangan caplak (Anonimus, 1987). Karak-teristik sapi Madura sudah sangat seragam, yaitu bentuk tubuhnya kecil, kaki pendek dan kuat, bulu berwarna merah bata agak kekuningan tetapi bagian perut dan paha sebelah dalam berwarna putih dengan peralihan yang kurang jelas ; bertanduk khas dan jantannya bergumba
sapi madura sapi madura
Ciri-ciri umum fisik Sapi Madura adalah sbb: :
  • Baik jantan ataupun betina sama-sama berwarna merah bata.
  • Paha belakang berwarna putih.
  • Kaki depan berwarna merah muda.
  • Tanduk pendek beragam. Pada betina kecil dan pendek berukuran 10 cm, sedangkanpada jantannya berukuran 15-20 cm.
  • Panjang badan mirip Sapi Bali tetapi memiliki punuk walaupun berukuran kecil.
Secara umum, Sapi Madura memiliki beberapa keunggulan seperti :
  • Mudah dipelihara.
  • Mudah berbiak dimana saja.
  • Tahan terhadap berbagai penyakit.
  • Tahan terhadap pakan kualitas rendah.
Dengan kelebihan-kelebihan  tersebut , Sapi Madura banyak diminati oleh  para peternak bahkan para peneliti dari Negara lain.  Sudah banyak Sapi Madura dikirim ke daerah lain, apabila tidak diperhitungkan dengan baik, bisa jadi populasi Sapi Madura di pulau Madura akan terkuras serta mengancam kemurnian ras-nya.
Sapi dalam kehidupan masyarakat Madura, memang mempunyai tempat yang khusus. Jasanya terhadap para petani tidak dapat dipandang sebelah mata. Tanah pertanian yang tandus tetap dapat ditanami dengan bantuan Sapi. Alat transportasi yang sulit didapat dipedalaman Madura juga dapat teratasi dengan tenaga sapi yang di padukan dengan pedati, yang di sebut dengan “Sapi Pajikaran”.
Bukan hanya mempunyai tempat khusus di kehidupan para petani di Madura, Sapi Madura juga membawa pengaruh terhadap tradisi budaya yang memberikan efek positip terhadap kelestarian Sapi Madura ini.  Sapi Madura berjenis kelamin jantan, dimanfaatkan sebagai  “Sapi Kerapan”, sebagai bagian dari budaya tradisi pertanian ,yang  nantinya menjadi salah satu aset pariwisata yang penting di tanah Madura

po 4 300x199 Sapi P.O   peranakan ongole
Sapi putih atau PO (Peranakan Ongole) merupakan salah satu jenis sapi yang paling banyak dicari di pasaran.
Harganya yang relatif murah, mudah perawatannya sekaligus mudah untuk dijual kembali.
Bobot hidup bervariasi mulai 200 kg hingga mencapai sekitar 450 kg.
Sapi PO adalah bangsa sapi hasil persilangan antara pejantan sapi Sumba Ongole (SO) dengan sapi betina lo-kal di Jawa yang berwarna putih (Anonimus, 2003b). Saat ini sapi PO yang murni mu lai sulit ditemukan, karena telah banyak di silangkan dengan sapi Brahman, sehingga sapi POdiartikan sebagai sapi lokal berwarna putih (keabu-abuan), berkelasa dan gelambir. Sapi PO terkenal sebagai sapi pedaging dan sapi pekerja, mempunyai kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap perbedaan kondisi lingkungan, memiliki tena ga yang kuat dan aktivitas reproduksi induknya cepat kembali normal setelah ber-anak, jantannya memiliki kualitas semen yang baik
Sapi PO pada hari normal berharga Rp.6.000.000 meningkat mencapai harga Rp.8.000.000-Rp.9.500.000. dengan bobot rata-rata 250-350 Kg.

ongole 14 Sapi ongole
Cirinya berwarna putih dengan warna hitam di beberapa bagian tubuh, bergelambir dan berpunuk, dan daya adaptasinya baik. Jenis ini telah disilangkan dengan sapi Madura, keturunannya disebut Peranakan Ongole (PO) cirinya sama dengan sapi Ongole tetapi kemampuan produksinya lebih rendah.

sapi bali 2 Sapi bali
Sapi Bali merupakan sapi potong asli Indonesia yang merupakan hasil domestikasi dari banteng (Bibos banteng) adalah jenis sapi yang unik, hingga saat ini masih hidup liar di Taman Nasional Bali Barat, Taman Nasional Baluran dan Taman Nasional Ujung Kulon. Sapi asli Indonesia ini sudah lama didomestikasi suku bangsa Bali di pulau Bali dan sekarang sudah tersebar di berbagai daerah di Indonesia.
Kekhasan Fisik Sapi Bali
Bali berukuran sedang, dadanya dalam, tidak berpunuk dan kaki-kakinya ramping. Kulitnya berwarna merah bata. Cermin hidung, kuku dan bulu ujung ekornya berwarna hitam. Kaki di bawah persendian karpal dan tarsal berwarna putih. Kulit berwarna putih juga ditemukan pada bagian pantatnya dan pada paha bagian dalam kulit berwarna putih tersebut berbentuk oval (white mirror). Pada punggungnya selalu ditemukan bulu hitam membentuk garis (garis belut) memanjang dari gumba hingga pangkal ekor.
Sapi Bali jantan berwarna lebih gelap bila dibandingkan dengan sapi Bali betina. Warna bulu sapi Bali jantan biasanya berubah dari merah bata menjadi coklat tua atau hitam legam setelah sapi itu mencapai dewasa kelamin. Warna hitam dapat berubah menjadi coklat tua atau merah bata apabila sapi itu dikebiri.
Sapi Bali dalam Kehidupan Petani Bali
Sapi Bali merupakan hewan ternak yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat petani di Bali.
  • Sapi Bali sebagai tenaga kerja pertanian
Sapi Bali sudah dipelihara secara turun menurun oleh masyarakat petani Bali sejak zaman dahulu. Petani memeliharanya untuk membajak sawah dan tegalan, untuk menghasilkan pupuk kandang yang berguna untuk mengembalikan kesuburan tanah pertanian.
  • Sapi Bali sebagai sumber pendapatan
Sapi Bali mempunyai sifat subur, cepat beranak, mudah beradaptasi dengan lingkungannya, dapat hidup di lahan kritis, dan mempunyai daya cerna yang baik terhadap pakan. Keunggulan lain yang sudah dikenal masyarakat adalah persentase karkas yang tinggi, juga mempunyai harga yang stabil dan bahkan setiap tahunnya cenderung meningkat membuat sapi Bali menjadi sumber pendapatan yang diandalkan oleh petani.
  • Sapi Bali sebagai sarana upacara keagamaan
Dalam agama Hindu, sapi dipakai dalam upacara butha yadnya sebagai caru, yaitu hewan korban yang mengandung makna pembersihan. Demikian juga umat Muslim juga membutuhkan sapi untuk hewan Qurban pada hari raya Idhul Adha.
Sapi Bali juga dapat dipakai dalam sebuah atraksi yang unik dan menarik. Atraksi tersebut bahkan mampu menarik minat wisatawan manca negara untuk menonton. Atraksi tersebut adalah megembeng ( di kabupaten Jembrana) dan gerumbungan (di kabupaten Buleleng).