poultryindonesia.com, Performa atau
produktivitas yang tinggi dari seekor ternak pada umumnya dan unggas pada
khususnya merupakan tujuan akhir dari usaha peternakan. Seorang peternak akan berusaha semaksimal mungkin meningkatkan kemampuan
ternak yang dipeliharanya untuk berproduksi sebesar mungkin. Seperti halnya
seorang peternak ayam petelur akan semaksimal mungkin berusaha agar ayam
petelur yang dipeliharanya bisa menghasilkan telur dengan ukuran sebesar
mungkin dan jumlah sebanyak mungkin dalam satu periode bertelur. Begitu pula
peternak ayam pedaging akan berusaha semaksimal mungkin agar ayam pedaging yang
dipeliharanya memiliki bobot badan yang seberat mungkin dalam waktu yang
sesingkat mungkin.
Produktivitas seekor ternak dipengaruhi oleh faktor genetik atau keturunan
dan faktor lingkungan. Semua orang yang berkecimpung dalam dunia peternakan
pasti sudah mengetahui bahwa Penotipe = Genotipe + Lingkungan, atau biasanya
disingkat dengan P = G + E. Dan jika terdapat interaksi antara faktor genetik
dengan faktor lingkungan maka ditulis sebagai P = G + E + GE. Faktor genetik
merupakan faktor keturunan yang dibawa sejak lahir dan bersifat tetap,
sedangkan faktor lingkungan merupakan kesempatan atau peluang untuk
memaksimalkan peran faktor genetik yang dimilikinya dan bersifat tidak tetap
atau bisa berubah dari waktu ke waktu. Yang termasuk faktor lingkungan meliputi
makanan, manajemen serta lingkungan hidup di mana ternak dipelihara.
Sampai saat ini masih sering terdapat kesalahpengertian tentang seberapa
besar pengaruh dari masing-masing faktor genetik dan lingkungan tersebut
terhadap performans ternak. Dari beberapa hasil diskusi dan atau tulisan
ternyata masih banyak orang yang belum memahami seberapa besar peranan faktor
genetik dan faktor lingkungan tersebut. Ada orang yang mengatakan bahwa peran
faktor genetik dalam produktivitas seekor ternak sebesar 30% dan sisanya
dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Ada pula yang menyebutkan perbandingan
pengaruh faktor genetik dengan faktor lingkungan adalah 40% : 60%.
Sebenarnya pengaruh faktor genetik dan faktor lingkungan terhadap performans
tidak dapat dihitung. Memang ada beberapa buku yang menyebutkan angka-angka
tersebut. Tetapi jika ditelusuri lebih lanjut, ternyata dalam buku-buku
tersebut tidak pernah ada bagaimana cara menghitung sampai diperoleh angka
tersebut.
Logikanya jika pengaruh faktor genetik dan faktor lingkungan bisa dihitung,
misalnya 30:70, maka jika faktor lingkungan yang sebesar 70% tersebut diabaikan
tentunya produktivitas seekor ternak masih sebesar 30% dari kapasitas normal.
Tetapi apakah bisa terjadi seperti itu? Jika salah satu faktor lingkungan
misalnya saja makanan diabaikan, apakah ternak masih bisa berproduksi?
Jangankan untuk berproduksi, jika ternak tidak mendapatkan makanan tentu saja
akan mati. Jadi jelas, pengaruh faktor genetik dan faktor lingkungan terhadap
performans seekor ternak tidak bisa dihitung atau ditentukan dengan angka-angka
tersebut.
Lalu, bagaimana sebenarnya pengaruh faktor genetik dan faktor lingkungan
terhadap produktivitas ternak? Tidak bisa disangkal bahwa faktor genetik dan
faktor lingkungan berpengaruh terhadap produktivitas seekor ternak. Ternak
dengan mutu genetik yang baik akan berproduksi dengan baik pula jika didukung
oleh faktor lingkungan yang cocok. Demikian pula sebaliknya, meskipun diberi
lingkungan yang baik jika mutu genetik seekor ternak tidak unggul maka
produktivitas ternak tersebut juga tidak sebesar dibanding ternak dengan mutu
genetik yang lebih unggul. Hanya saja seberapa besar peran masing-masing faktor
genetik dan lingkungan tidak bisa dihitung dengan angka-angka yang pasti. Ada
pengaruh faktor genetik dan faktor lingkungan tehadap produktivitas seekor
ternak, tetapi tidak bisa dihitung seberapa besar peran masing-masing faktor
tersebut. *Eko Wiyanto,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar