Senin, 09 Juli 2012

Pengaruh Faktor Genetik terhadap Performa Ternak


poultryindonesia.com, Performa atau produktivitas yang tinggi dari seekor ternak pada umumnya dan unggas pada khususnya merupakan tujuan akhir dari usaha peternakan. Seorang peternak akan berusaha semaksimal mungkin meningkatkan kemampuan ternak yang dipeliharanya untuk berproduksi sebesar mungkin. Seperti halnya seorang peternak ayam petelur akan semaksimal mungkin berusaha agar ayam petelur yang dipeliharanya bisa menghasilkan telur dengan ukuran sebesar mungkin dan jumlah sebanyak mungkin dalam satu periode bertelur. Begitu pula peternak ayam pedaging akan berusaha semaksimal mungkin agar ayam pedaging yang dipeliharanya memiliki bobot badan yang seberat mungkin dalam waktu yang sesingkat mungkin.
Produktivitas seekor ternak dipengaruhi oleh faktor genetik atau keturunan dan faktor lingkungan. Semua orang yang berkecimpung dalam dunia peternakan pasti sudah mengetahui bahwa Penotipe = Genotipe + Lingkungan, atau biasanya disingkat dengan P = G + E. Dan jika terdapat interaksi antara faktor genetik dengan faktor lingkungan maka ditulis sebagai P = G + E + GE. Faktor genetik merupakan faktor keturunan yang dibawa sejak lahir dan bersifat tetap, sedangkan faktor lingkungan merupakan kesempatan atau peluang untuk memaksimalkan peran faktor genetik yang dimilikinya dan bersifat tidak tetap atau bisa berubah dari waktu ke waktu. Yang termasuk faktor lingkungan meliputi makanan, manajemen serta lingkungan hidup di mana ternak dipelihara.
Sampai saat ini masih sering terdapat kesalahpengertian tentang seberapa besar pengaruh dari masing-masing faktor genetik dan lingkungan tersebut terhadap performans ternak. Dari beberapa hasil diskusi dan atau tulisan ternyata masih banyak orang yang belum memahami seberapa besar peranan faktor genetik dan faktor lingkungan tersebut. Ada orang yang mengatakan bahwa peran faktor genetik dalam produktivitas seekor ternak sebesar 30% dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Ada pula yang menyebutkan perbandingan pengaruh faktor genetik dengan faktor lingkungan adalah 40% : 60%.  Sebenarnya pengaruh faktor genetik dan faktor lingkungan terhadap performans tidak dapat dihitung. Memang ada beberapa buku yang menyebutkan angka-angka tersebut. Tetapi jika ditelusuri lebih lanjut, ternyata dalam buku-buku tersebut tidak pernah ada bagaimana cara menghitung sampai diperoleh angka tersebut.
Logikanya jika pengaruh faktor genetik dan faktor lingkungan bisa dihitung, misalnya 30:70, maka jika faktor lingkungan yang sebesar 70% tersebut diabaikan tentunya produktivitas seekor ternak masih sebesar 30% dari kapasitas normal. Tetapi apakah bisa terjadi seperti itu?  Jika salah satu faktor lingkungan misalnya saja makanan diabaikan, apakah ternak masih bisa berproduksi? Jangankan untuk berproduksi, jika ternak tidak mendapatkan makanan tentu saja akan mati. Jadi jelas, pengaruh faktor genetik dan faktor lingkungan terhadap performans seekor ternak tidak bisa dihitung atau ditentukan dengan angka-angka tersebut.
Lalu, bagaimana sebenarnya pengaruh faktor genetik dan faktor lingkungan terhadap produktivitas ternak? Tidak bisa disangkal bahwa faktor genetik dan faktor lingkungan berpengaruh terhadap produktivitas seekor ternak. Ternak dengan mutu genetik yang baik akan berproduksi dengan baik pula jika didukung oleh faktor lingkungan yang cocok. Demikian pula sebaliknya, meskipun diberi lingkungan yang baik jika mutu genetik seekor ternak tidak unggul maka produktivitas ternak tersebut juga tidak sebesar dibanding ternak dengan mutu genetik yang lebih unggul. Hanya saja seberapa besar peran masing-masing faktor genetik dan lingkungan tidak bisa dihitung dengan angka-angka yang pasti. Ada pengaruh faktor genetik dan faktor lingkungan tehadap produktivitas seekor ternak, tetapi tidak bisa dihitung seberapa besar peran masing-masing faktor tersebut. *Eko Wiyanto,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar