Kamis, 12 April 2012

Sosis Indonesia Hasil Adaptasi dari Jerman


Livestockreview.com, Produk Olahan. Kelezatan produk olahan hasil ternak, yakni sosis sudah sangat akrab bagi sebagian besar masyarakat Indonesia sejak tahun 80-an. Kejadian ini tak cuma di Indonesia, namun juga sudah menjadi tren di beberapa negara lainnya.
Bicara soal sosis, tidak bisa tidak, kiblatnya adalah Jerman. Padahal sebenarnya, tercatat bahwa pionir pembuat sosis adalah bangsa Yunani dan Romawi, yang kemudian dipelajari oleh orang Jerman dan dikembangkan oleh orang Prancis. 
Tidak ada data tertulis, sejak kapan orang mulai membuatnya. Yang pasti, tujuan pembuatan sosis pada awalnya adalah untuk mengawetkan daging. Ada 3 kelompok besar di dalam keluarga sosis, yaitu sosis mentah (rohwurst), sosis matang (brunchwurst), dan sosis masak (kochwurst). Ketiganya dibedakan berdasarkan proses pembuatannya.
Sosis yang masuk dalam kelompok brunchwurst merupakan jenis yang paling banyak beredar di Indonesia. Proses pembuatannya adalah daging mentah digiling, diolah, lalu dimasak.
Meski berkiblat ke Jerman, resep sosis di Indonesia sudah tidak persis menjiplak resep aslinya. Bahkan kelompok sosis pun kini ditambah dengan jenis sosis siap santap.
Di Indonesia, tiap produsen berhak punya resep dan formula yang berbeda-beda. Karena, memang belum ada standar yang dijadikan acuan sosis. Sentuhan khas Jerman hanya dipakai dalam urusan bentuk dan cita rasa bumbu yang paling dominan saja.
Karena sosis di Jerman hampir 100% menggunakan campuran daging atau lemak babi, maka di Indonesia yang mayoritas penduduknya adalah muslim, tentu saja perlu dimodifikasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar