poultryindonesia.com, Kayambang (Silvinia molesta) merupakan tumbuhan
air yang hidup mengapung (floating) pada permukaan air yang terdiri atas
batang, daun dan akar.
Batangnya
bercabang tumbuh mendatar dan ditumbuhi bulu panjang hingga mencapai 30 cm.
Kayambang dapat tumbuh mulai dari dataran rendah sampai dengan ketinggian 1800
meter di atas permukaan air laut. Di Indonesia penyebaran tumbuhan ini banyak
dijumpai di Pulau Sumatera, Jawa dan Kalimantan (Soerjani et al. 1978).
Kayambang tumbuh subur di sepanjang sungai, waduk, danau, kolam atau sawah,
serta penyebarannya kontinyu melalui aliran sungai atau sistem
pengairan/irigasi. Tumbuhan ini biasanya lebih banyak dijumpai dan tumbuh subur
di antara tanaman padi, bahkan kehadiran kayambang akan menekan perkembangan
tumbuhan air lainnya seperti duckweed atau azolla, sehingga dapat
mengurangi penyebaran tumbuhan tersebut. Pertumbuhannya yang cepat dan
kultivasi biomassa yang singkat, tumbuhan ini dapat menghisap oksigen (O2)
dalam air kolam, waduk, sepanjang aliran sungai atau sistem pengairan, meskipun
di bawah kondisi lingkungan yang kurang baik (Paterson, 1999). Berdasarkan
hasil analisis laboratorium, kayambang mempunyai komposisi zat makanan, seperti
tercantum pada Tabel 1. Berdasarkan Tabel 1 dapat dikemukakan bahwa kayambang
memiliki kandungan zat makanan yang baik, sehingga mempunyai potensi besar utuk
dijadikan bahan pakan unggas (Setiowati, 2002).
Tabel 1.
Kandungan zat makanan kayambang
Zat makanan
|
Kandungan
|
Keterangan
|
Bahan
kering (%)
|
90,50-93,25
|
|
Protein
kasar (%)
|
10,04-17,34
|
|
Serat
kasar (%)
|
22,94-29,41
|
|
NDF (%)
|
70,95-75,18
|
|
ADF (%)
|
59,54-59,60
|
|
Kalsium
(%)
|
0,77-2,78
|
|
Fosfor (%)
|
0,36-0,79
|
|
Natrium
(%)
|
0,001-0.86
|
|
Mangan (%)
|
38,86
|
|
Lignin (%)
|
98,48
|
|
Selulosa
(%)
|
7,14
|
|
Hemiselulosa
(%)
|
11,35-16,0
|
|
Lisina (%)
|
0,611
|
|
Metionina
(%)
|
0,765
|
|
Sistin (%)
|
0,724
|
|
Energi
metabolis (kkal/kg)
|
2200
|
Sumber
: Soerjani et al. 1978 dan Muhsin 2002.
Potensi
Kayambang sebagai pakan ternak
Dari
beberapa laporan hasil penelitian tentang pemanfaatan kayambang sebagai bahan
pakan ternak, disimpulkan bahwa tumbuhan ini mempunyai potensi dan prospek yang
baik dalam mendukung penyediaan pakan berbasis bahan pakan lokal.
Pemanfaatan bahan pakan lokal yang tidak bersaing dengan kebutuhan
manusia, tetapi dapat meningkatkan performa ternak merupakan alternatif yang
dapat dipilih (Satata, 1992), sehingga dapat menekan pengeluaran biaya pakan,
yang merupakan komponen terbesar dalam beternak unggas (Rohaeni dan Setioko,
2001).
Penggunaan
kayambang sebagai bahan pakan ternak, dikemukakan Situmorang (1994) bahwa
pemberian 5% dalam ransum babi lepas sapih, menunjukkan pertambahan bobot badan
yang lebih baik dibanding kontrol, bahkan pemberian sampai level 20% dapat
menggantikan jagung kuning dan secara signifikan meningkatkan konsumsi pakan
dan pertambahan bobot badan. Pemberian kayambang sebesar 40% ditambah rumput
kering lapang ditambah 1% konsentrat pada pakan sapi PO menunjukkan peningkatan
pertambahan bobot badan mingguan sebesar 3,28 kg/minggu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar