Kamis, 08 November 2012

Mengelola Breeding Sapi Eks-Impor

 Oleh: drh Joko Susilo
 Meski saat ini masih bisa dihitung dengan jari, usaha penggemukan sapi (feedloter) yang kemudian mengembangkan usaha ke breeding (pengembangbiakan) diperkirakan akan terus berkembang. Pasalnya breeding oleh pemerintah telah ditetapkan sebaga isyarat bagi feedloter untuk mendapatkan izin impor sapi bakalan, dengan tujuan menjaga keseimbangan antara pemotongan dan populasi.
Beberapa tahapan dilalui sapi-sapi impor sampai kemudian menjadi indukan (stock breeder). Semua sapi yang baru masuk,pasca melewatimasa karantina akan menjalani perlakuan induksiyang meliputi penimbangan, drafting berat, warna, jenis kelamin, breed, umur, frame, pemberian nomor telinga (ear tag), pemberian vitamin, obat cacing, vaksinasi SE, serta pengambilan sampel darah secara sampling untuk mendeteksi kemungkinan penyakit bawaan dari negara asal. Khusus sapi betina dilakukan pemeriksaan saluran reproduksi untuk menentukan sapi tersebut masuk sebagai stock breeding atau stock feedlot.
Sapi betina masuk kelompok stock breeding bila memenuhi syarat anatomi, fungsi dan  aktivitas reproduksi baik. Saluran reproduksi meliputi organ vulva, vagina dan uterus normal, tanpa sumbatan, infeksi atau keradangan. Organ utama ovarium berukuran normal dilengkapi folikel atau corpus luteum (CL) normal.
Sapi dengan kelainan ovarium sejak lahir seperti agenesis (tidak berkembang), hipoplasia (gepeng) atau atropi tidak layak dimanfaatkan sebagai calon indukan. Gangguan lain karena faktor defisiensi nutrisi (hipofungsi atau cystic ovaria) dan adanya infeksi (CL persisten) juga tidak efisien sebagai calon indukan. Sapi calon indukan memiliki frame, berat, umur produktif, warna dan breed yang sama dan pelvis (pinggul) harus
Tanda menciri yang wajib diketahui darisapi betina asal Australia adalah tipe sobekan pada telinga. Stock breeding idealnya berdaun telinga utuh tanpa ada sobekan. Tanda daun telinga yang  tidak boleh untuk calon indukan adanya bentukan bulat simetris (circle) yang menandai sapi sudah disterilkan (spayed) dari Australia dan hanya ditujukansebagai final stock (untuk digemukkan).  Adanya implant atau bekas implant di bawah kulit pada bagian luar daun telinga juga harus dihindari. Tanda ini menunjukkan penggunaan growth promoter (pemicu pertumbuhan) yang mengganggu hormonal sapi betina.
Pengamatan Birahi
Sapi hasil seleksi sebagai stock breederdikandangkan disatu lokasi, satu garis untuk memudahkan pemberian pakan dan pengamatan birahi. Pen (kandang) persegi panjang dilengkapi tempat pakan yang luas permukaannya, tempat minum, pintu dan jalur lintasan. Setiap sapi membutuhkan setidaknya 3m2 (untukkapasitas 100 – 150 ekor dibutuhkan400 - 450m2).
Kandang dilengkapi penerangan untuk membantu deteksi birahi dimalam hari. Dengan desain seperti ini,1000 ekor sapi memungkinkan diawasi hanya oleh seorang petugas deteksi birahi. Pembersihan kandang harus rutin untuk mencegahinfeksi saluran reproduksi dan nomor telinga selalu bersih sehingga mudah diamati atau dicatat. Lokasi pen diupayakan sedekat mungkin dengan tempat penimbangan sapi (cattle crush) untukmengurangi stres ketika pelaksanaan inseminasi buatan (IB).
Tanda-tanda sapi birahi umumnya adalah vulva merah, hangat, dan membesar, menaiki temannya dan diam bila dinaiki temannya, keluar lendir bening dari vagina/vulva, gelisah, tidak konsentrasi makan, dan tidak dalam kondisi bunting. Pengamatan dilakukan dengan mencatat sapi yang menaiki teman (M) dan diam bila dinaiki (D) temannya. Sapi yang saling menaiki karena berebut pakan tidak dicatat dalam form deteksi. Dalam kandang koloni,biasanya sapi birahi berkelompok di pen bagian belakang untuk saling menaiki dan dinaiki. Indikasi birahi lebih sempurna jika M ataupun D terjadi lebih dua kali atau lebih dalam dua jam.
Breeding Berhasil
Untuk mendapatkan keberhasilan breeding, beberapa hal harus ditargetkan atau dipenuhi. Pertama, tersedia lahan rumput sebagai sumber hijauan yang cukup dengan ongkos produksi murah. Target harga hijauan idealnya di bawah Rp 150/kg, perhitungannya biaya pakan tidak lebih dari Rp 5000/ekor/hari. Dan pemanfaatan kotoran ternak untuk pengembangan lahan rumput.
Syarat berikutnya, angka kebuntingan > 90% pada beranak pertama, dan 85% pada kebuntingan selanjutnya. Angka kelahiran 99 % dan kematian pedet < 3%. Jarak antar kelahiran (calving interval) 12 – 15 bulan. Dan pedet betina umur 12 – 15 bulan sudah mulai kawin dengan berat badan > 300Kg, sementara pedet jantan mempunyai frametinggi, panjang, sehat,dan pertumbuhan maksimal.
http://www.trobos.com/show_article.php?rid=8&aid=3528

Tidak ada komentar:

Posting Komentar