Jumat, 07 Juni 2013

Strategi Tingkatkan Kualitas Pelet

Ada berbagai strategi, mulai dari mengatur formulasi pakan dan mesin pelleting, menggunakan pellet binder, dan mengatur minyak
Pada broiler (ayam pedaging), kualitas pelet atau pakan sangat berpengaruh terhadap performa produksi. Pakar nutrisi ternak dari Balai Penelitian Ternak, Ciawi – Bogor Budi Tangendjaja menyodorkan data penelitian yang mengkomparasi performa broiler pada berbagai bentuk pakan (100 % tepung, 20 % tepung, 40 % tepung, 60 % tepung, dan 0 % tepung).
Hasilnya, semakin sedikit komposisi tepung pada pakan, maka pertumbuhan dan konversi pakan broiler akan semakin baik. Ini mengindikasikan bahwa pada broiler, pakan bentuk pelet lebih baik dari bentuk tepung dan kualitas pelet menentukan performa.
Karena itu, kata Budi, kualitas pakan pelet untuk broiler harus dibuat sebaik mungkin. Tingkat kualitas pelet dinyatakan dalam PDI (Pellet Durability Index). ”Ada yang berpendapat PDI 93 % sudah bagus, namun ada pula yang bilang itu belum cukup. Tapi intinya jangan sampai terlalu tinggi karena peletnya akan keras sekali dan sulit dicerna,” pesannya.
Pellet Binder
Budi mengatakan, cara-cara dasar yang digunakan untuk meningkatkan kualitas pelet adalah melalui formulasi pakan. Serta pengaturan mesin pelleting seperti mengatur roller (bagian pemutar), die (bagian dari mesin pelleting yang permukaannya berupa lubang-lubang tempat keluarnya pelet), steam (pengatur uap), dan suhu. Namun bila peningkatan kualitas pelet melalui formulasi pakan dan pengaturan mesin pelleting tidak mendapatkan hasil yang maksimal, penggunaan pellet binder (produk yang ditambahkan ke dalam bahan-bahan pakan untuk meningkatkan kualitas pelet) layak dipertimbangkan.
Sejatinya, kata Budi, pellet binder bukanlah hal baru. Dan kenangnya, di Indonesia produk ini sudah ada sejak 1990-an. Jenis produknya bermacam-macam. Ada yang terbuat dari lignin dan selulosa yang bersumber dari kayu dan clay (sejenis tanah liat). Jumlah penggunaannya pun bermacam-macam. Ada yang mengklaim hanya 2 kg, 5 kg, dan sebagainya.
Karena produk pellet binder bermacam-macam, kata Budi, efikasi dan efisiensi merupakan kriteria yang tepat untuk memilih produk tersebut. Hal pertama yang harus dibuktikan adalah apakah pellet binder itu dapat bekerja dan efektif dalam meningkatkan kualitas pelet. Lalu perhatikan berapa penggunaannya per ton pakan, karena ini akan mempengaruhi faktor ekonomis.
Perusahaan asal Norwegia, Borregaard merupakan salah satu produsen pellet binder. Dikatakan Technical Sales Manager Asia Pacific Borregaard, Sotero Lasap, produk pellet binder perusahaannya telah hadir di Indonesia sejak 1990-an.
Perihal kriteria dalam memilih pellet binder yang berkualitas, Sotero menyebutkan 4 kriteria. Pertama, dapat meningkatkan kualitas pelet. Sotero menerangkan, durabilitas pakan pelet yang diangkut dari pabrik pakan ke kandang adalah sangat penting. Dan nilai PDI yang baik adalah yang diukur menggunakan Holmen Tester, sebab lebih destruktif ketimbang metode atau alat ukur lainnya. Pellet binder yang baik adalah dapat meningkatkan nilai PDI yang diuji dengan Holmen Tester.
Ke dua, yaitu dapat meningkatkan tingkat produksi. Pellet binder yang baik adalah dapat mengikat sekaligus melubrikasi bahan-bahan baku pakan sehingga dengan mudah melewati die. Kemampuan lubrikasi inilah yang dapat meningkatkan tingkat produksi pakan pelet.
Ke tiga dan ke empat adalah dapat menurunkan beban penggunaan listrik (kwh) per ton pakan dan efektif dalam hal biaya. Kata Sotero, dengan kemampuan lubrikasi tadi sehingga meningkatkan tingkat produksi, itu artinya juga mengurangi biaya listrik dan efektif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar