Mengkudu merupakan tanaman serba guna, banyak jenis produk yang bisa dikembangkan dari akar, batang, daun, maupun buahnya.
Spesies
mengkudu yang sudah umum dimanfaatkan di Indonesia adalah Morinda
citrifolia., yang dikenal sebagai mengkudu Bogor dan spesies ini banyak
dimanfaatkan untuk obat. Spesies yang lain adalah Morinda bracteata.
Spesies ini berasal dari Pulau Butung, dan banyak dibudidayakan di
Maluku sebagai penghasil zat warna untuk bahan pencelup benang, kain,
kain batik, dan kerajinan anyaman dari daun pandan. Morinda bracteata
ada dua varietas, yaitu mengkudu tanah merah, yang menghasilkan zat
warna merah, dan mengkudu tanah putih yang menghasilkan zat warna kuning
(Djauhariya, 2003).
Menurut Bangun dan Sarwono (2002) selain sebagai sumber nutrisi mengkudu
juga mempunyai efek neutraceutical. Kandungan nutrisi yang terkandung
dalam buah mengkudu adalah protein, mineral (Se), vitamin C sebagai
antioksidan dan asam lemak rantai pendek yang menyebabkan bau yang
menyengat (Amar dkk., 2004).
Mengkudu
juga mengandung beberapa asam amino esensial, misalnya : triptofan,
histidin, valin, leusin, arginin, fenilalanin, treonin, isoleusin, dan
metionin (Solomon, 2001). Selain
itu pada sari buah mengkudu terkandung asam lemak yang meliputi: asam
kaproat, kaprilat, asam palmitat, asam stearat dan asam oleat (Ngakan
dkk., 2000).
Senyawa-senyawa
aktif yang terkandung dalam mengkudu yaitu terpenoid, anti mikrobia
(anthraquinone), anti kanker (damnacanthal), alkaloid, pewarna alami,
asam, enzim, mineral dan vitamin (Bangun dan Sarwono, 2002). Senyawa
anti kanker (damnacanthal) yang terdapat dalam buah mengkudu, dapat
menghambat pertumbuhan NKC (Natural Killer Cells), yang merupakan sel
pemicu terjadinya kanker. Sedangkan
senyawa anti mikrobia (anthraquinone) mampu mencegah pertumbuhan
mikrobia pathogen, terutama bakteri dan jamur (Thomas, 2000).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar