Livestockreview.com, Referensi.
Muasal ternak sapi
Indonesia agaknya perlu diubah. Selama ini sapi di Indonesia
disebut-sebut sebagai keturunan sapi impor, yakni sapi India (benggala)
dan sapi Eropa (ongole). Ternyata, berdasarkan penelitian Sutopo dari
Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang, sapi asli
Indonesia berasal dari Bali.Secara fisik,
penampilan sapi Bali bisa dibedakan dari sapi India dan Eropa. Sapi
India memiliki punggung yang berpunuk, sedangkan sapi Eropa tak
berpunuk. Sapi Bali berwarna cokelat, dengan pantat putih, kaki seperti
berkaus putih, dan garis hitam di punggung. Biasanya daging sapi Bali
dikonsumsi masyarakat banyak.Adapun sapi India dan Eropa, kebanyakan
dikonsumsi ketika hari raya, atau dalam sebuah perjamuan di hotel atau
restoran.
Penemuan sapi asli Indonesia melalui penelitian
Sutopo untuk disertasi doktornya di Tokyo University of Agriculture,
Jepang beberapa tahun lalu tersebut tentu amat berarti. Sebab, pendapat
selama ini, yang seperti mitos, menganggap bahwa sapi Indonesia berasal
dari induk sapi luar, terutama India. Hal itu tak lain lantaran data
arkeologi tentang asal-usul sapi Indonesia amat minim. Paling banter,
“Hanya ada bukti arkeologi berupa relief di Candi Borobudur,” ujar
Sutopo. Bukti itu pun cuma menggambarkan peran sapi sebagai ternak dan
pembantu petani untuk menggarap sawah serta ladang.
Seorang ilmuwan Jepang, Takao Namikawa, pada 1970-an
pernah meneliti sapi Indonesia. Toh, ia belum menemukan riwayat sapi
Indonesia. Dua puluh tahun kemudian, ilmuwan lain yang juga dari Jepang,
Takazi Amano, hanya meneliti ternak kerbau. Ketika itu Sutopo membantu
Amano di lapangan. Rupanya pengalaman bersama Amano membuat Sutopo, yang
semasa kuliah hingga lulus dari Fakultas Peternakan Universitas
Diponegoro tahun 1989 juga merangkap sebagai blantik (pedagang sapi),
bersemangat untuk meneliti sejarah sapi asli Indonesia. Untuk itu, ia
menggunakan jalur genetika dengan metode penandaan protein enzim dan
polymorphism (keragaman) DNA (deoxyribonucleic acid).
Sebanyak 234 ekor sapi berbagai jenis digunakan
sebagai sampel. Akhirnya, dengan analisis komponen pembeda utama,
diperoleh pengelompokan sapi Bali bersama banteng, yang memiliki
ciri-ciri genetis berbeda dengan sapi India dan sapi Eropa, berikut
keturunannya. Setelah itu, Sutopo meneliti lagi asal-usul induk pejantan
ataupun betina dari sapi Bali. Dengan sampel 700 ekor sapi dan metode
microsatellite DNA, diperoleh kesimpulan bahwa induk jantan sapi Bali
memang asli Indonesia, bukan keturunan sapi India ataupun Eropa.
Kemudian, dengan sampel 600 ekor sapi dan metode mitochondrial DNA (gen
spesifik dari induk betina), didapatkan hasil bahwa induk betina sapi
Bali juga berasal dari keturunan sapi Bali.
Kelebihan sapi Bali
Itu berarti asal-usul sapi asli Indonesia yang keturunan sapi Bali
itu masih murni, tanpa ada pengaruh genetis sapi impor. Berdasarkan itu,
Sutopo mendukung adanya upaya melindungi, untuk kemudian
mengembangbiakkan kemurnian Sapi Bali. Selama ini turunan sapi India dan
Eropa paling banyak dikembangbiakkan dan digunakan oleh petani ataupun
peternak Indonesia. Demikian pula dagingnya yang dikonsumsi masyarakat.
Padahal, menurut Sutopo, sapi Bali punya beberapa kelebihan dibandingkan
dengan sapi impor. Di antaranya kelebihan dalam soal mutu daging, daya
tahan terhadap penyakit, dan kemampuan adaptasi. Selain itu, “Sapi Bali
selama masa produktifnya mampu beranak tujuh kali, sementara sapi India
dan Eropa hanya lima kali,” kata Sutopo. tn/dw/ldi/ind
Tidak ada komentar:
Posting Komentar