Jumat, 08 Januari 2016

Mengenal Padang Penggembalaan untuk Pembibitan Sapi Potong


Kupang (TROBOS.COM). Provinsi Nusa Tenggara Timur memiliki areal padang penggembalaan sapi ratusan ribu hektar, seperti yang ditemukan di Kabupaten Sumba Timur dan Timor Tengah Selatan (TTS). Dengan memanfaatkan padang penggembalaan secara optimal, diharapkan akan menurunkan harga sapi lokal jika dibandingkan dengan sapi impor sehingga bersaing dengan negara lain.

Laman resmi Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian – Kementan memuat, rincian potensi luasan padang penggembalaan di NTT adalah : Kota Kupang sendiri memiliki areal penggembalaan sapi seluas 150 hektar, Kabupaten Kupang dan Sabu Raijua 159 hektar.  Kemudian Kabupaten TTS memiliki area 114.396 hektar, TTU 86.339 hektar, Belu 19.698 hektar, Alor 16.166 hektar, Lembata 23.255 hektar, Flores Timur 33.291 hektar, Sikka 19.389 hektar, Ende 910 hektar, Ngada dan Nagekeo 23.668 hektar, Manggarai dan Manggarai Timur 1.550 hektar, Manggarai Barat 16.900 hektar, Sumba Timur 215.799 hektar, Sumba Barat, Sumba Tengah dan Sumba Barat Daya 83.635 hektar dan Rote Ndao 17.556 hektar.

Laporan itu menyebutkan, padang penggembalaan adalah tempat atau lahan yang ditanami rumput unggul dan atau legume (jenis rumput/legume yang tahan terhadap injakan ternak) yang digunakan untuk menggembalakan ternak. Sistem penggembalaan adalah pemeliharaan ternak sapi dengan dilepaskan di padang penggembalaan yang luas.

Penggembalaan ternak di padang penggembalaan meliputi beberapa metode, diantaranya cara ekstensif yaitu dengan menggembalakan ternak di padangan yang luas tanpa erosi. Metode  semi-ekstensif dengan melakukan rotasi namun pemilihan hijauan masih bebas. Sedangkan cara intensif dilakukan dengan rotasi tiap petak dengan hijauan dibatasi, strip grazing dengan menempatkan kawat sekeliling ternak yang bisa dipindah dan rolling dengan hijauan padangan yang dipotong dan diberikan kepada ternak di kandang peneduh.

Padang penggembalaan memiliki klasifikasi, diantaranya padang penggembalaan alam, padang penggembalaan permanen yang sudah di upgrade, padang penggembalaan temporer dan padang panggembalaan irigasi.

Syarat rumput yang baik adalah memiliki produksi hijauan tinggi dan berkualitas baik, dan persisten / bisa bersanding dengan tanaman lain. Pastura yang baik nilai cernanya adalah pastura yang tinggi kanopinya yaitu 25–30 cm setelah dipotong.

Pemeliharaan sapi di padang gembala dilakukan dengan sistem semi intensif, saat pagi hari (jam 10.00) ternak digiring ke padang penggembalaan dengan sistem penggembalaan bergilir. Pada sore (jam 16.00) hari ternak digiring kembali ke kandang dan diberi pakan hijauan rumput potong (rumput gajah). Istimewa / Nuruddin

Sumber: www.trobos.com 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar