poultryindonesia.com, Jagung adalah bahan utama
yang digunakan dalam pakan unggas dan babi yang diproduksi di negara-negara di
Asia Tenggara. Apa yang terjadi ketika harga tinggi dan ada kekhawatiran atas
pasokan jagung?
Kita harus
memiliki strategi yang memungkinkan penggantian satu jenis bahan pakan dengan
yang lain untuk mengurangi risiko yang melekat pada volatilitas pasar dalam
harga bahan baku dan pasokannya. Mengganti seluruh atau sebagian jagung dalam
pakan dengan gandum mungkin hal yang menarik untuk mengurangi biaya pakan dan
mempertahankan profitabilitas. Untuk itu perlu disiapkan informasi yang benar
dan pengetahuan akan tambahan aditif pakan, ketika menerapkan strategi
tersebut, agar memastikan hasilnya, produktivitasnya dan menguntungkan.
Pemakaian
gandum (> 50%) dalam formulasi pakan adalah hal yang sangat umum dilakukan
di Eropa Utara, Kanada dan Australia. Namun, di pasar Asia, penggunaannya terbatas
dalam pakan karena adanya beberapa hambatan. Hal ini terutama berkaitan dengan
fakta bahwa nilai yang melekat pada gizi gandum lebih bervariasi dibandingkan
dengan jagung dan karena itu, penggunaannya memberikan risiko dalam
mempertahankan produktivitas ternak. Namun, dengan penggunaan enzim dalam pakan
dapat mengurangi dan menghilangkankan banyak risiko yang dirasakan ketika
menggunakan gandum sebagai pengganti jagung.
Perbedaan
komposisi antara gandum dan jagung
Seperti
terlihat pada Tabel 1, gandum memiliki lebih banyak protein dari jagung, tapi
mengandung pati lebih sedikit dan lebih non-pati polisakarida. Akibatnya,
digestible gandum atau energi metabolismenya lebih rendah dari jagung.
Tabel 1.
Kandungan Gizi Biji-bijian Jagung dan Gandum.
Average composition
(%, as fed basis)
|
Corn
|
Wheat
|
Starch
|
65.2
|
59.5
|
Protein
|
7.6
|
11.9
|
Oil
|
3.9
|
2.0
|
Non-Starch
Polysaccharides (NSP)
Total NSP
Soluble
NSP
|
8.7
0.2
|
10.9
2.2
|
Phosphorus
(P)
Total-P
Phytate-P
|
0.24
0.19
|
0.31
0.22
|
Average
energy value (kcal/kg, as fed)
|
Corn
|
Wheat
|
Metabolisable
Energy (ME) for poultry
|
3,300
|
3,050
|
Digestible
Energy (DE) for pigs
|
3,600
|
3,350
|
Protein dan
kadar asam amino dalam gandum mempunyai rentang yang lebih besar dari pada
jagung dan selain memiliki kandungan protein lebih tinggi, gandum juga memiliki
profil asam amino yang berbeda dari jagung (misalnya mengandung sekitar 30%
lebih lisin). Sebagai akibatnya, diet yang diformulasikan dengan gandum harus
seimbang secara asam amino dicerna tetapi tidak secara protein kasar.
Arabinoxylans
mewakili non-cellulosic non-starch polysaccharides (NSP) komponen yang ada pada
keduanya, namun tidak seperti jagung, gandum mengandung NSP yang larut.
Tingginya kadar NSP larut bertanggung jawab atas meningkatnya viskositas usus
dan menyebabkan penurunan kinerja pemanfaatan dan gizi hewan (Gambar 1). Hal
ini juga dapat mengakibatkan proliferasi mikroba meningkat dalam usus dan
kualitas litter rendah (Choct dan Annison, 1992; Steenfeldt, 2001; Carré et al,
2002;. Barletta, 2003).
Untuk kedua
spesies hewan, bagian tidak larut NSP gandum dan jagung bertanggung jawab untuk
enkapsulasi nutrisi, menyebabkan aksesibilitas rendah dari pati dan protein.
Selain itu, kapasitas menyimpan air dari serat tidak larut dapat menurunkan
ketersediaan air yang larut nutrisi dan juga mengurangi jumlah konsumsi pakan.
Yang penting, semua masalah ini dapat dengan mudah diatasi dengan penggunaan
enzim NSP yang sesuai.
Mengenai
mineral penting, gandum mengandung fosfor yang lebih tinggi dari jagung dan,
yang lebih penting, ia memiliki proporsi fosfor yang lebih besar. Selain itu,
aktivitas fitase endogen lebih tinggi pada biji gandum dibandingkan jagung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar